Sabtu, 22 Agustus 2009

Bandingkan Cinta Anda Dengan Cinta-Nya!



eramuslim - Cinta adalah memberi, dengan segala daya dan keterbatasannya seorang pecinta akan memberikan apapun yang sekiranya bakal membuat yang dicintainya senang. Bukan balasan cinta yang diharapkan bagi seorang pecinta sejati, meski itu menjadi sesuatu yang melegakannya. Bagi pecinta sejati, senyum dan kebahagiaan yang dicintainya itulah yang menjadi tujuannya.

Cinta adalah menceriakan, seperti bunga-bunga indah di taman yang membawa kenyamanan bagi yang memandangnya. Seperti rerumputan hijau di padang luas yang kehadirannya bagai kesegaran yang menghampar. Seperti taburan pasir di pantai yang menghantarkan kehangatan seiring tiupan angin yang menawarkan kesejukkan. Dan seperti keelokan seluruh alam yang menghadirkan kekaguman terhadapnya.

Cinta adalah berkorban, bagai lilin yang setia menerangi dengan setitik nyalanya meski tubuhnya habis terbakar. Hingga titik terakhirnya, ia pun masih berusaha menerangi manusia dari kegelapan. Bagai sang Mentari, meski terkadang dikeluhkan karena sengatannya, namun senantiasa mengunjungi alam dan segenap makhluk dengan sinarannya. Seperti Bandung Bondowoso yang tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang. Sakuriang tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik. Cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.

Tentang Cinta itu sendiri, Rasulullah dalam sabdanya menegaskan bahwa tidak beriman seseorang sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya. Al Ghazali berkata: "Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir dari perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi sebelum cinta, maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta dan bila ada maqam-maqam sesudah cinta, maqam itu hanyalah akibat dari cinta saja."

Disatu sisi Allah Sang Pencinta sejati menegaskan, jika manusia-manusia tak lagi menginginkan cinta-Nya, kelak akan didatangkan-Nya suatu kaum yang Dia mencintainya dan mereka mencintai-Nya (QS. Al Maidah:54). Maka, berangkat dari rasa saling mencintai yang demikian itu, bandingkanlah cinta yang sudah kita berikan kepada Allah dengan cinta Dia kepada kita dan semua makhluk-Nya.

Wujud cinta-Nya hingga saat ini senantiasa tercurah kepada kita, Dia melayani seluruh keperluan kita seakan-akan Dia tidak mempunyai hamba selain kita, seakan-akan tidak ada lagi hamba yang diurus kecuali kita. Tuhan melayani kita seakan-akan kitalah satu-satunya hamba-Nya. Sementara kita menyembah-Nya seakan-akan ada tuhan selain Dia.

Apakah balasan yang kita berikan sebagai imbalan dari Cinta yang Dia berikan? Kita membantah Allah seakan-akan ada Tuhan lain yang kepada-Nya kita bisa melarikan diri. Sehingga kalau kita "dipecat" menjadi makhluk-Nya, kita bisa pindah kepada Tuhan yang lain.

Tahukah, jika saja Dia memperhitungkan cinta-Nya dengan cinta yang kita berikan untuk kemudian menjadi pertimbangan bagi-Nya akan siapa-siapa yang tetap bersama-Nya di surga kelak, tentu semua kita akan masuk neraka. Jika Dia membalas kita dengan balasan yang setimpal, celakalah kita. Bila Allah membalas amal kita dengan keadilan-Nya, kita semua akan celaka. Jadi, sekali lagi bandingkan cinta kita dengan cinta-Nya. Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama. Thanks to Herry Nurdi akan artikel "Belajar Mencinta"nya Wallahu a'lam bishshowaab

Adakah Ramadhan Menyapa Kita Lagi Tahun Depan?


eramuslim - Ramadhan tak lama lagi akan meninggalkan kita. Tak terasa bulan yang penuh rahmat dan ampunan Allah itu berlalu. Dan tak lama lagi pula malam penuh kemuliaan dan keindahan bersama Tuhan, Laitul Qadar tak menyapa kita untuk bermunajat kepada Sang Pencipta siang dan malam. Boleh jadi kegigihan baca Al-Qur’an kita pun berubah jadi kemalasan dengan berubahnya bulan!

Sementara itu, kita yang ditinggalkan tak sadar bahwa sikap dan perilaku kita di bulan Ramadhan itu tak jauh beda dengan di bulan-bulan lainnya. Kita masih lalai dengan amal-amal mulia yang sesungguhnya di bulan suci itu. Yakni, berbuat sesuatu tanpa pamrih, meniru akhlak Tuhan. Hidupnya tidak bergantung kepada sesuatu apa pun, dari mulai jabatan, pangkat, status sosial, uang, harta dan semacamnya kecuali hanya kepada Allah Swt saja. Kita pun masih sibuk dengan urusan-urusan yang tak pernah menjanjikan apa pun di bulan Ramadhan.

Memang rugi dan sangat rugi bagi mereka yang berpuasa tapi tak merubah niat dan tata cara hidupnya untuk menuju keridhaan Tuhan. Nihil sama sekali nilai Ramadlan kita kali ini jika cara berpikir, bicara, bergaul, makan, tidur, berpolitik, berpakaian, bekerja dan sebagainya masih menimbun rasa duka dan derita bagi orang lain. Kita harus berani meninggalkan cara dan gaya hidup setan itu agar kita betu-betul menjadi hamba yang pandai bersyukur.

Sesungguhnya kegagalan kita menjadi orang yang pandai bersyukur adalah karena kegagalan kita menjadi orang yang memperoleh petunjuk-Nya. Dan kegagalan kita memperoleh petunjuk adalah karena kegagalan kita dalam beramadlan. Jika kita gagal dalam hal itu semua berarti kita juga gagal dalam mengagungkan Allah Swt. Bukankah semua ibadah dalam Islam untuk mengagungkan Rabb Pencipta Alam Semesta ini?
“Wa litukabbiru Allah ‘ala maa hadaakum wa la’allakum tasykuruun” (Dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas pentujuk-Nya, supaya kalian menjadi orang yang pandai bersyukur, QS. Al-Baqarah : 185).

Jika kita gagal mengisi Ramadlan, berarti langkah kita di bulan-bulan selanjutnya pun akan mengalami kesulitan dan kemalasan untuk mengisi keindahan dan kemuliaan dalam kehidupan . Boleh jadi pula Ramadhan di tahun depan terus terlewatkan begitu saja tanpa sebuah pemaknaan dan harapan. Karena, bagi seorang Muslim, kehidupan di bulan Ramadlan itu cara hidup yang sesungguhnya. Dan di bulan itu pula cara beriman kita yang seharusnya, yakni, bermakrifatullah (mengenal Allah Swt) lalu ikhlas kepada-Nya.

Bagi mereka yang sudah optimal dengan khusyu’ dan ikhlas mendayagunakan energi, perasaan, dan harta di bulan Ramadlan maka mereka juga harus meramadlankan hidupnya di bulan-bulan lain hingga kematian datang seperti datangnya Ramadlan. Kita gembira saat Ramadlan datang dan kita juga gembira di saat ajal datang menjemput badan.

Kita berharap kepada-Nya mudah-mudahan di tahun mendatang Ramadlan masih menyapa kita dengan keteduhan dan kedamaian. Amien. (Udien Al-Farry)

BILA SUATU SAAT AKU JATUH CINTA

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu
yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh
dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati
cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amiin

" Hidup untuk Mempersembahkan Yang Terbaik,
yaitu Bermakna bagi Dunia dan Berarti bagi Akhirat. "

Tidak selalu harus berwujud "bunga"

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif serta berperasaan halus.

Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepada-nya,bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan" Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?". Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,

"Saya punya, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok." Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret2-an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.".

"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-2 pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal." "Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu." "Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna2 bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."

"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagia aku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

Mencintai Orang yang Istimewa...

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi
tidak dicintai olehnya. Tetapi lebih indah untuk
mencintai dan tidak pernah menemukan keberanian
untuk memberitahu mereka apa yang kamu rasakan.

Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang,
satu jam untuk menyukai seseorang, satu hari untuk
mencintai seseorang, tetapi membutuhkan seumur hidup
untuk melupakan seseorang.

Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan
orang yang tidak tepat sebelum bertemu. Jadi ketika
kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat, kita
akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut.

Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan, kesabaran
dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa
kamu peduli dengan dia. Hal yang menyedihkan dalam
hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang
sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa
pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus
membiarkannya pergi.

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka.
Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada
pintu yang telah tertutup itu, sehingga kita tidak
melihat pintu lain yang telah terbuka buat kita.

Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat
duduk bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah
mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama.
Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis
yang pernah kamu rasakan.

Benarlah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan
sampai kita kehilangannya. Tetapi benar juga bahwa
kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada.

Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah
menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga!

Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah
sampai itu tumbuh di dalam hati mereka. Tetapi jika
tidak, pastikan cinta tumbuh di dalam hatimu.

Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan
pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka kamu
ingin dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi
tuli, walaupun kamu tidak mendengar itu dari
seseorang yang mengatakan itu dari hatinya.

Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih
ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu merasa
masih dapat maju.

Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu
lagi, bila kamu tidak ingin membiarkannya pergi. Cinta
datang kepada orang yang masih mempunyai harapan
walaupun mereka telah dikecewakan.

Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka
telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin
mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya
dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan
keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan. Jangan
melihat dari wajah, itu bisa menipu. Jangan melihat
dari kekayaan, itu bisa menghilang.

Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu
tersenyum, karena sebuah senyuman dapat membuat hari
yang gelap menjadi cerah.

Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat
membuatmu tersenyum. Ada saat di dalam kehidupanmu
dimana kamu sangat merindukan seseorang. Kamu ingin
mengambil mereka dari mimpimu dan benar-benar memeluk
dia.

Berharaplah kamu mimpikan, pergilah kemana kamu ingin
pergi, jadilah sesuai dengan keinginanmu, karena kamu
hidup hanya sekali dan satu kesempatan untuk melakukan
apa yang kamu inginkan. Semoga kamu mendapat cukup
kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia.

Cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup
penderitaan untuk membuat kamu manusia yang
sesungguhnya dan cukup harapan untuk membuat kamu
bahagia.

Selalu letakkan dirimu pada posisi yang lain jika kamu
merasa bahwaitu menyakitkan kamu, mungkin itu
menyakitkan orang itu juga. Kata-kata yang ceroboh
dapat mengakibatkan perselisihan, kata-kata yang kasar
bisa membuat celaka, kata-kata tepat waktu dapat
mengurangi ketegangan.

Kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan.
Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang
kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak
membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita. Dengan
kata lain, kita mencintai bayangan kita yang ada pada
diri mereka.

Berapa umur anda saat ini? 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun atau bahkan
60 tahun. Berapa lama anda telah melalui kehidupan anda? Berapa lama
lagi sisa waktu anda untuk menjalai kehidupan? Tidak ada seorang pun
yang tahu kapan kita mengakhiri hidup ini.

Matahari terbit dan kokok ayam menandakan pagi telah tiba. Waktu
untuk kita bersiap melakukan aktivitas, sebagai karyawan, sebagai ibu
rumah tangga, sebagai pelajar, sebagai seorang profesional, dan
lainnya, kita memulai hari yang baru. Macetnya jalan membuat kita
semakin tegang menjalani hidup. Terlambat sampai di kantor, itu hal
biasa. Pekerjaan menumpuk, tugas dari boss yang membuat kepala
pusing, sikap anak buah yang tidak memuaskan, dan banyak problematika
pekerjaan harus kita hadapi di kantor. Atau bagi pelajar dan
mahasiswa, ketegangan mengikuti kuliah atau mata pelajaran adalah
santapan sehari-hari.

Tak terasa, siang menjemput..."waktunya istirahat..makan-makan.."
Perut lapar, membuat manusia sulit berpikir. Otak serasa buntu.
Pekerjaan menjadi semakin berat untuk diselesaikan. Matahari sudah
berada tepat diatas kepala. Panas betul hari ini.. Akhirnya jam
istirahat selesai, waktunya kembali bekerja...Perut kenyang, bisa
jadi kita bukannya semangat bekerja malah ngantuk.
Aduh tapi pekerjaan kok masih banyak yang belum selesai. Mulai lagi
kita kerja, kerja dan terus bekerja sampai akhirnya terlihat di
sebelahbarat...Matahari telah tersenyum seraya mengucapkan selamat
berpisah. Gelap mulai menjemput.

Lelah sekali hari ini. Pekerjaan di kantor banyak. Sekarang jalanan
macet. Kapan saya sampai di rumah. Badan pegal sekali, dan badan
rasanya lengket. Nikmat nya air hangat saat mandi nanti. Segar
segar... Ada yang memacu kendaraan dengan cepat supaya sampai di
rumah segera, dan ada yang berlarian mengejar bis kota bergegas ingin
sampai di rumah. Dinamis sekali kehidupan ini.

Waktunya makan malam tiba. Sang istri atau mungkin Ibu kita telah
menyiapkan makanan kesukaan kita. "Ohh..ada sop ayam" . "Wah soto
daging buatan ibu memang enak sekali". Suami memuji masakan istrinya,
atau anak memuji masakan Ibunya. Itu juga kan yang sering kita
lakukan. Pastilah..Selesai makan, bersantai sambil nonton TV dan
akhirnya tertidur...Tak terasa heningnya malam telah tiba. Lelah
menjalankan aktivitas hari ini, membuat kita tidur dengan lelap.
Terlelap sampai akhirnya pagi kembali menjemput dan mulailah hari
yang baru lagi.

Kehidupan..ya seperti itu lah kehidupan di mata sebagian besar
orang. Bangun, mandi, bekerja, makan, dan tidur adalah kehidupan. Jika
pandangan kita tentang arti kehidupan sebatas itu, mungkin kita tidak
ada bedanya dengan hewan yang puas dengan bisa bernapas, makan,
minum, melakukan kegiatan rutin, tidur. SiangÊ atau malam adalah
sama. Hanya rutinitas...sampai akhirnya maut menjemput.

Memang itu adalah kehidupan tetapi bukan kehidupan dalam arti yang
luas.Sebagai manusia jelas kita memiliki perbedaan dalam menjalankan
kehidupan. Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas.

Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita
untuk orang lain
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan
orang yang kita sayangi
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencintai istri kita, suami
kita, orang tua kita, dan anak-anak kita, serta mengasihi sesama kita
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar
tentangarti kehidupan.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita selalu mengucap syukur kepada
Yang Kuasa Kehidupan adalah ... dll

Begitu banyak Kehidupan yang bisa kita jalani.
Berapa tahun anda telah melalui kehidupan anda? Berapa tahun anda
telah menjalani kehidupan rutinitas anda?
Akankah sisa waktu anda sebelum ajal menjemput hanya anda korbankan
untuk sebuah rutinitas belaka ?
Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, mungkin 5 tahun lagi,
mungkin 1 tahun lagi, mungkin sebulan lagi, mungkin besok, atau
mungkin 1 menit lagi. Hanya Tuhan yang tahu.

Pandanglah disekeliling kita, ada segelintir orang yang membutuhkan
kita. Mereka menanti kehadiran kita. Mereka menanti dukungan kita.
Anak-anak yang selalu merindukan waktu untuk bermain dengan orang
tuanya. Suami atau istri yang membutuhkan waktu untuk saling berbagi.
Orang tua yang selalu menanti kunjungan anak dan cucunya. Serta Tuhan
yang setia menanti Ucapan Syukur dari bibir kita. Bersyukurlah setiap
saat bahwa kita masihÊ dipercayakan untuk menjalani kehidupan ini.
Berbagilah dengan setiap orang Cintailah suami, istri, orang tua dan
anak-anak kita dengan tulus dan ikhlas Buatlah hidup ini untuk
melayani sesama.

Tidak kah anda ingat kalimat ini?
Kami percaya bahwa hidup adalah untuk dinikmati, setiap manusia
adalah untuk dikasihi, benda-benda adalah untuk digunakan dan
kesempatan adalah untuk dibagikan. Kami percaya bahwa sikap
memperhatikan dan saling membagi
adalah cara terbaik untuk menuju kemajuan, kebahagiaan, dan
kesejahteraan dalam suatu ekonomi yang bebas. Secara singkat "HIDUP
ADALAH UNTUK MENGASIHI DAN MELAYANI."

Tetaplah untuk terus MENGASIHI DAN MELAYANI... Karena kita akan
menemukan ARTI KEHIDUPAN YANG SESUNGGUHNYA...
ARTI KEHIDUPAN YANG TERAMAT LUAS DAN DALAM.

Lakukan yang terbaik demi orang tua anda...saat ini juga detik ini juga....

Cinta ini milikmu Mama

"Rosa, bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja."
Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa
mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah berubah.
"Mama sayang. ga usah repot-repot ma, aku sudah dewasa." pintaku pada
mama pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.

Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru
kukeluarkan uang dan kubayar semuanya, ingin kubalas jasa mama selama
ini dengan hasil keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin
sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel
yang kubaca.. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung
untuk bersikap kanak-kanak. tapi entahlah.. Niatku ingin membahagiakan
malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan
apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Ma, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih?"
Kutatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana.
Terbata-bata mama berkata, "Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi
membutuhkan mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri.
Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kamu, mama tidak bisa
lagi jajanin kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri"

Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu.. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah
kusadari sebelumnya.. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua
menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti
kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kupersembahkan untuk mama
dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya?

Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab "Banyak sekali nak
kebahagiaan yang telah kamu berikan pada mama. Kamu tumbuh sehat
dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah
adalah kebanggaan buat mama.
Setelah dewasa, kamu berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba,
itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar mata kamu
mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini
sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama.
Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya
mamaku melalui liku-liku kehidupan..

Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik
anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa
dilimpahkan kepada siapapun. Ah, maafin kami mama..... 18 jam sehari
sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah.. Sanggupkah aku ya
Tuhan?

"Rosa, bangun nak.. sarapannya udah mama siapin di meja.. "
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul mama
sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat
dan kuucapkan.. "Terimakasih mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang
baik hati, ijinkan aku membahagiakan mama." Kulihat binar itu memancarkan
kebahagiaan..

Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu.. Maafkan aku
yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat
"Aku sayang padamu." Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai..

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Ibu..
Walau mereka tak pernah meminta. Percayalah.. kata-kata itu akan membuat
mereka sangat berarti dan bahagia..

"Ya Tuhan, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa
membahagiakan mama selagi ENGKAU mengizinkan aku hidup.
Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah dan jagalah ia
disisiMu.. Titip mamaku ya Tuhan.."

Untuk dan oleh semua Ibu yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang
mencintai Ibunya..

Maafkan Aku Ayah...

Sewaktu usiaku belum lima tahun, aku hampir tak pernah mengenalnya. Bukan karena usiaku yang belum bisa mengenal secara detail siapapun, tapi lebih karena pria ini hampir tidak pernah kujumpai. Kecuali sesekali di hari Minggu, ia seharian penuh berada di rumah dan mengajakku bermain. Namun meski sekali, aku merasa sangat senang dengan keberadaanya.
Sejak aku mulai sekolah hingga masa remaja, aku menganggap pria ini tidak lebih dari sekedar pria tempat ibu meminta uang bulanan, juga untuk keperluan sekolahku dan adik-adikku. Tidak seperti anak-anak lainnya yang mempunyai seorang pria dewasa yang membela mereka saat berseteru dengan teman mainnya, atau setidaknya merangkul menenangkan ketika kalah berkelahi, aku tidak. Pria dewasa yang sering kujumpai di rumah itu sibuk dengan semua pekerjaannya.
Hingga aku dewasa, pria ini masih kuanggap orang asing meski sesekali ia mengajariku berbagai hal dan memberi nasihat. Sampai akhirnya, kutemukan pria ini lagi sehari, dua hari, seminggu, sebulan dan bahkan seterusnya berada di rumahku. Rambutnya sudah memutih, berdirinya tak lagi tegak, ia tak segagah dulu saat aku pertama mengenalnya, langkahnya pun mulai goyah dan lambat.
Kerut-kerut di wajahnya menggambarkan kerasnya perjuangan hidup yang telah dilaluinya. Bahkan suaranya pun terdengar parau menyelingi sakit yang sering dideritanya. Kini pikiranku jauh melayang pada sayup-sayup suara ibu, sambil menyusuiku ia memperkenalkan pria ini setiap hari, "nak, ini ayah ?" meski aku pun belum begitu mengerti saat itu. Bahkan menurut ibu, pria ini justru yang pertama kali menyambutku ketika pertama kalinya aku melihat dunia. Cerita ibu, karena pria ini yang mengantar, menemani ibu hingga saat persalinan. Bahkan suaranyalah yang pertama kudengar dengan lembut menerobos kedua telingaku dengan lantunan adzan dan iqomat hingga aku tetap mengenali suara panggilan Allah itu hingga kini.
Dari ibu juga aku mengetahui, bahwa ia rela kehilangan kesempatan untukmencurahkan kasih sayang dan cintanya kepadaku demi bekerja seharian penuh sejak dinginnya shubuh masih menusuk kesunyian hari saat aku masih tertidur hingga malam yang larut ketika akupun sudah terlelap. Ia tahu resiko yang harus diterimanya kelak, bahwa anak-anaknya tak akan mengenalnya, tak akan lebih mencintainya seperti mereka mencintai ibu mereka, tak akan menghormatinya karena merasa asing dan tidak akan memprioritaskan perintahnya karena hampir tak pernah dekat. Tapi kini kutahu, ia lakukan semua demi aku, anaknya. Ibu juga pernah bercerita, pria ini selelah apapunia tetap tersenyum dan tak pernah menolak saat aku mengajaknya bermain dan terus bermain. Ia tak pernah menghiraukan penat, peluh dan lelahnya sepulang kerja demi membuat aku tetap senang. Ia tak mengeluh harus bangun berkali-kali di malam hari bergantian dengan ibu untuk sekedar menggantikan popok pipisku atau membuatkanku sebotol susu. Dan itu berlangsung terus selama beberapa tahun, yang untuk semua itu ia ikhlas menggadaikan rasa kantuknya. Kusadari kini, semua dilakukannya untukku.
Untuk sebuah cinta yang tak pernah ia harapkan balasannya. Seperti halnya ibu, ia juga rela ketika harus terus menggunakan kemeja usangnya untuk bekerja, atau celananya yang beberapa kali ditambal. Kata ayah seperti diceritakan ibu, uangnya lebih baik untuk membelikan aku pakaian, susu dan makanan terbaik agar aku tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Terima kasih Ayah, kutahu engkau juga tak kalah cintanya kepadaku dengan kecupan hangatmu saat hendak berangkat kerja dan juga sepulangnya ketika aku terlelap. Meski tak banyak waktu yang kau berikan untuk kita bersama, namun sedetik keberadaanmu telah mengajarkan aku bagaimana menjadi anak yang tegar, tidak cengeng dan mandiri. Kerut di wajahmu, memberi aku contoh bagaimana menghadapi kenyataan hidup yang penuh tantangan.
Maafkan aku Ayah, aku tak pernah membayangkan sedemikian besar cinta dan pengorbananmu kepadaku. Ayah tak pernah mengeluh meski cinta dan pengorbanan itu sering terbalaskan dengan bantahan dan sikap kurang hormatku. Meski kasih sayang yang kau berikan hanya berbuah penilaian salahku tentangmu.
Jangan menangis Ayah, meski kini kau nampak tua dan lelah, bahu dan punggungmu yang tak sekekar dulu lagi, bahkan nafasmu yang mulai tersengal. Ingin aku bisikkan kepadamu, "Aku mencintaimu"

(Author Unknown)

BONUS: Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.( Barbara Brown Taylor )

Aku Dimakamkan Hari ini....

Sebuah renungan...

Aku Dimakamkan Hari Ini

Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah
terbayang, sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga
tinggal, Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu

Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta ,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka ,
maafkan aku ayah dan ibu ,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu beri juga aku
waktu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh

Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,bersama mereka ...
begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia sia an
kesenangan yg pernah kuraih dulu, tak ada artinya sama sekali
mengapa ku sia sia saja, waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu ...

Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan ...

LUAHAN RASA SEORANG AYAH

WARKAH SAYU “ AYAH TUA ‘’

Surat Ini ditulis oleh seorang bapa yang menamakan dirinya sebagai “ Ayah Tua” saja bagi menyatakan perasaannya yang selama ini terpendam jauh di sudut hatinya.Menurut beliau,bukanlah tujuannya untuk memohon simpati dari sesiapa atau merayu kepada anak-anaknya yang pada masa ini sudah hidup aman bahagia di samping keluarga masing-masing… ... Beliau merasa sangat bersyukur keran telah memberikannya kesempatan untuk menunaikan tanggungjawabnya sebagai seorang bapa bagi membesarkan anak-anaknya dengan cukup sempurna sehingga masing-masing boleh berdikari dan dapat hidup sebagai manusia sejati.Tujuan beliau menulis surat ini menurutnya hanya sekadar memenuhi masa terluang yang banyak terdapat di tempat beliau berada sekarang.Mari kita ikuti luahan rasa beliau sepenuhnya…..

Anak-anakku,

Ayah sudah tua sekarang.Kesihatan ayah tidak lagi menentu.Adakalanya ayah merasa tidak berselera hendak makan,pening kepala atau seram sejuk seluruh tubuh..Tenaga yang ada pada ayah sudah terlalu merosot sehingga kadang-kadang ayah hanya mampu menarik kain selimut saja untuk menutup tubuh ayah yang kering ini dengan tulang serangka yang kelihatan.Ayah bersyukur berada disini kerana beberapa sebab.Pertama ayah merasa amat di hargai kerana ayah dilayan sebagai manusia yang mempunyai perasaan seperti orang lain.Bukan saja makanan dan pakaian ayah diambil tahu dengan cukup sempurna,malah mereka juga selalu bertanya sama ada ayah sudah mandi atau pun belum.Mereka cukup mengambil berat jika ayah mendapat sakit walaupun sedikit.Kedua, di tempat ini ayah tidak pernah merasa kesunyian lagi.Ramai orang yang siap sedia berkongsi pengalaman dan mengenang kembali nostalgia yang pernah kami masing-masing lalui ketika muda-muda dulu.Sambil menonton TV,kami sering berbual mesra dengan hilai ketawa yang berpanjangan. Ayah bersyukur kepada Allah kerana menggerakkan hati kamu berdua menghantarkan ayah ke sini.Tindakan kamu membuat keputusan begini sungguh ayah kagumi dan tidak pernah terlintas langsung dalam pemikiran ayah sebelum ini.Ayah harap dengan tindakan kamu ini memudah dan menyenangkan kehidupan kamu berdua untuk mendapatkan kebahagiaan rumah tangga dengan cucu-cucu ayah yang disayangi.Kamu berdua tidak perlu lagi mengambil tahu hal ayah disini kerana apa yang ayah kehendaki semuanya sudah disediakan dengan lengkap.Gunakanlah wang yang kamu dapati hasil titik peluh kamu sendiri itu untuk membiayai isteri dan anak-anak kamu supaya mereka dapat hidup sempurna sebagaimana yang pernah ayah lakukan terhadap kamu berdua.Ayah merasa cukup senang bila mengetahui kamu berdua sudah mempunyai rumah sendiri,berpendapat an tetap dan sudah pun mempunyai isteri setia disamping kamu berserta anak-anak ( Yakni cucu ayah ) yang sedang membesar setiap hari.

Anak-anakku,

Ayah menulis surat ini bukan tujuan untuk mengungkitkan kembali apa yang telah ayah lakukan terhadap kamu berdua semasa kecil dulu.Ayah anggap itu semua adalah tanggungjawab ayah sebagi seorang bapa terhadap anak-anaknya. Biarlah ayah mengenangkan kembali detik-detik susah payah ayah menyara hidup kamu berdua bekerja sebagai seorang nelayan yang bergantung hidup sepenuhnya pada lautan.Pada masa itu kebanyakkan masa ayah habiskan di tengah-tengah lautan luas dengan panas terik di waktu siang dan sejuk menggigil di waktu malam.Ayah tidak hiraukan itu semua kerana ayah sentiasa memikirkan kamu berdua dan ibumu yang sentiasa menunggu kepulangan ayah membawa hasil tangkapan.Adakalany a ayah pulang dengan riang gembira kerana memperolehi hasil yang agak lumayan,tetapi biasanya ayah hanya pualng dengan hampa sehingga kadang-kadang tangan kosong saja.Ayah merasa sungguh gembira bila Berjaya menghantar kamu berdua ke sekolah.Ayah berazam di dalam hati akan terus berusaha membiayai persekolahan kamu sehingga kamu berdua mendapat kejayaan cermerlang.Alhamdul illah nampaknya usaha jerih payah ayah itu tidak sia-sia kerana walaupun ada kalanya ayah terpaksa berhutang,namun kamu berdua akhirnya Berjaya juga menghabiskan persekolahan walaupun tidak setinggi mana.Ayah dan ibumu kadang-kadang terpaksa memerah otak untuk mendapatkan wang apabila kamu berdua memerlukannya untuk membeli buku-buku atau pun membayar yuran sekolah.Ada kalanya kami terpaksa berhutang dengan jiran-jiran atau mengambil wang pendahuluan dari peraih dengan janji-janji bahawa hutang itu akan dipotong apabila ayah Berjaya membawa pulang ikan dari laut nanti.Walaupun sering kali hasil tangkapan ayah tidak Berjaya melunaskan hutang tersebut,namun ayah tidak pernah gelabah atau merasa kesal.Sebaliknya ayah merasa cukup terhibur apabila melihat kamu berdua pulang dari sekolah.Ibumu siap sedia dengan hidangan yang termampu dan kita berempat sentiasa menghadapi makanan penuh rasa gembira dengan hilai ketawa yang tidak berhenti.Itulah kebahagiaan ayah.Itulah kesenangan ayah dan itulah juga harapan ayah.Ayah merasa kebahagiaan sudah dapat dicapai apabila anak-anak ayah dapat menikmati hidup dengan sempurna dan dapat pula merasa sebagaimana yang dinikmati oleh orang lain walaupun tidak cukup sempurna.Kamu berdua tentu tidak pernah tahu bahawa setiap malam apabila masuk tidur,kami selalu menghabiskan sebahagian malam dengan berbincang dari mana kami hendak mendapatkan wang bukan saja untuk keperluan makanan,pakaian, atau lain-lain perbelanjaan rumah,malah kami juga tidak pernah lupa membincangkan keperluan persekolahan kamu.Pernah bebrapa malam kami tidak tidur walaupun sedetik kerana mengalami jalan buntu dari mana hendak mendapatkan wang.Ibumu tidak ada walau Seurat ‘’ janggut udang’’ sekali pun barang kemas untuk digadai dan ayah pula tidak berani lagi hendak mengorek lubang baru berhutang kerana banyak lubang lama masih belum ditimbus lagi !

Esoknya ayah turun ke laut dengan harapan tinggi menggunung semoga Allah memberikan rezeki yang mencukupi bagi menghadapi kebuntuan yang sering kali melanda kehidupan kita.Ada kalanya ayah berjaya , tetapi seringkali pula ayah pulang dengan hampa.Sejak kamu berdua bekerja dan mempunyai pendapatan tetap,ayah dan ibumu merasa sungguh bersyukur kepada Allah.Walaupun kamu tidak pernah menghulurkan wang walau sedikit pun kepada kami,tetapi ayah tidak pernah merasa kesal dan meminta.Ayah tidak mengharapkan itu semua kerana ayah percaya tugas ayah sebagai bapa telah dapat disempurnakan dengan jayanya.Apa lagi kebahagiaan seorang ayah dan ibu selain daripada melihat anak-anak mereka Berjaya ? Kamu berdua kemudiannya Selamat mendirikan rumah tangga dengan gadis pilihan masing-masing dan sejak itu ayah dan ibumu sentiasa berdoa kepada Allah agar rumahtangga kamu berdua akan mendapat kebahagiaan sejati.Apabila ibumu meninggal dunia tidak lama selepas itu ayah merasa dunia ini gelap gelita kerana orang yang selama ini menjadi teman setia ayah yang sedia bersusah payah bersama ayah telah pergi dulu meninggalkan ayah terkapai-kapai seorang diri. Ayah merasa orang yang menjadi “ Belahan Hati” ayah telah hilang lenyap secara tiba-tiba.Ayah meras terlalu kesunyian dan menganggap tidak guna lagi ayah hidup dalam keadaan begini.Walaubagaima na pun hati ayah terhibur juga apabila mengenangkan bahawa ayah masih lagi mempunyai dua orang anak lelaki yang kini sudah pun mempunyai keluarga sendiri.Ayah tidak pernah mengharapkan budi ayah itu dibalas dan ayah tidak bergantung harap kepada kamu berdua untuk menanggung ayah pula kerana itu semua bukan tujuan setiap ibubapa yang membesarkan anak-anak mereka.Sungguhpun ayah tinggal seorang diri saja tanpa ibumu di rumah kita yang nampaknya semakin using,namun ayah tidak pernah merasa bimbang.Apabila kamu berdua jarang-jarang sekali pualng kerumah melihat ayah yang keseorangan ini,ayah tetap berpendapat bahawa kamu berduamungkin terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga tidak ada masa terluang untuk mengunjungi ayah.Oleh itu apabila ayah mendapat sakit,sekali sekala ayah hanya menanggungnya sendiri secara susah payah.Ternyata sejak ibumu sudah tiada,kesihatan ayah semakin merosot sekali dan tidak berdaya lagi untuk ayah turun ke laut seperti biasa.Oleh itu,ada kalanya ayah mengambil keputusan berpuasa saja apabila mendapati tidak ada lagi barang-barang yang boleh dimasak untuk dijadikan makanan.Ayah tidak pernah menceritakan ini semua kepada kamu kerana ayah tidak mahu kamu berdua bersusah hati dan menjadi satu bebanan pula.Apabila pada suatu hari kira-kira 3 bulan yang lalu tiba-tiba Lan ( anak sulung ) pulang ke rumah ayah dengan sebuah kereta,ayah merasa cukup gembira kerana sudah hampir satu tahun kamu berdua tidak pulang melihat ayah.Lan dengan ringkas menyuruh ayah siap berkemas dengan apa-apa yang perlu kerana katanya ayah akan dibawa berpindah ke tempat lain.Hati ayah melonjak kegembiraan kerana percaya ayah akan dibawa tinggal bersama dengan cucu-cucu ayah yang disayangi.Tapi apakah yang sebenarnya berlaku ? Ayah dibawa ke suatu tempat yang pada pintu gerbangnya bertulis “ RUMAH KENANGAN WARGA EMAS” .Walaupun ayah tidak pernah menduga perkara begini akan berlaku pada diri ayah,namun akhirnya ayah percaya sepenuhnya pada takdir Allah.Mungkin nasib ayah sudah tersurat bahawa ayah akan menghabiskan penghujung hayat ayah di rumah ini jauh dari anak cucu yang dikasihi.

Anak-anakku Lan dan Li ,

Ayah berterima kasih banyak-banyak kerana kamu berdua telah mengambil keputusan menghantar ayah ke rumah ini.Dengan tindakan begini ayah percaya tentu masaalah kamu berdua akan dapat diselesaikan dengan baik.Kamu tidak perlu lagi mengambil tahu urusan ayah dan ianya tidak lagi menjadi beban yang kamu tanggung.Ayah doakan supaya kamu dapat memelihara anak-anak kamu dengan baik dan berharap mereka pula nanti tidak akan berbuat begini kepada kamu.Ayah akhiri surat ini dengan kata-kata yang pernah ayah dengar dari seorang kawan :-

“ SEORANG IBU ATAU AYAH AKAN MENJAGA 10 ORANG ANAKNYA DENGAN SEMPURNA : TETAPI 10 ORANG ANAK BELUM TENTU AKAN DAPAT BERBUAT DEMIKIAN KEPADA SEORANG AYAH ATAU IBUNYA …………..”