Senin, 17 Agustus 2009

Kategori yang manakah Anda..?

Bissmillahirrohmanirrohim..

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu sholatnya, seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman A.S. Maka sempatkanlah bagimu untuk beribadah... dan bersegeralah!

Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ketika ditimpa musibah, lalu dia berucap "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Kemudian berkata,"Ya Rabbi, Aku ridho dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.Maka berbaik hatilah dan bersabar...

Siapakah orang yang kaya?
orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada, dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini. Maka bersyukurlah atas nikmat yang kau terima dan berbagilah...

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada,selalu menumpuk-numpukkan harta. Maka janganlah kau menjadi kikir juga dengki... Siapakah orang yang rugi? Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan,namun masih berat untuk melakukan ibadah dan amal-amal kebaikan. Maka hargailah waktumu dan bersegeralah...

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik. Maka peliharalah akhlakmu dari dosa dan noda...

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan, dimana kuburnya akan diluaskan sejauh mata memandang. Maka beramal shalehlah selagi sempat dan mampu...

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikan, lalu kuburnya menghimpitnya. Maka ingatlah akan kematian dan kehidupan setelah dunia...

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni surga kelak, karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka. Maka peliharalah akal sehatmu dan pergunakan semaksimal mungkin untuk mengharap ridho-Nya...

Siapakah org yg pelit?
Orang yg pelit ialah org yg membiarkan atau membuang email ini begitu saja, malah dia tidak akanmenyampaikan kepada org lain. Maka sampaikanlah kepada yang lain sedikit berita gembira ini selagi sempat,karena tiada ruginya bagimu...

Jika Anda membaca Artikel ini, informasikan ke teman-teman anda...
Insya Allah Anda akan mendapat balasan dari Allah SWT, karena sedikit banyak telah mengingatkan saudara Anda yang lain tentang kebaikan... watawwa shoubilhaqi...Amin ya robbal alamin.. :)

Ramadhan dan amalannya..

Keutamaan Bulan Ramadhan Dan Keutamaan Beramal Didalamnya

1.. "Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda : Ketika datang bulan Ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk shaum, dalam bulan ini pintu Jannah dibuka, pintu Neraka ditutup, Setan- Setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya ( tidak beramal baik didalamnya), sungguh telah diharamkan ( tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini)." ( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi).

2.. "Diriwayatkan dari Urfujah, ia berkata : Aku berada di tempat 'Uqbah bin Furqad, maka masuklah ke tempat kami seorang dari Sahabat Nabi saw. ketika Utbah melihatnya ia merasa takut padanya, maka ia diam. ia berkata: maka ia menerangkan tentang shaum Ramadhan ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda tentang bulan Ramadhan: Di bulan Ramadhan ditutup seluruh pintu Neraka, dibuka seluruh pintu Jannah, dan dalam bulan ini Setan dibelenggu. Selanjutnya ia berkata : Dan dalam bulan ini ada malaikat yang selalu menyeru : Wahai orang yang selalu mencari/ beramal kebaikan bergembiralah anda, dan wahai orang-orang yang mencari/berbuat kejelekan berhentilah (dari perbuatan jahat) . Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan Ramadhan." (Riwayat Ahmad dan Nasai )

3.. "Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Shalat Lima waktu, Shalat Jum'at sampai Shalat Jum'at berikutnya, Shaum Ramadhan sampai Shaum Ramadhan berikutnya, adalah menutup dosa-dosa (kecil) yang diperbuat diantara keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi."(H.R.Muslim)

4.. "Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: Shaum dan Qur'an itu memintakan syafa?at seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku,aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya. Dan berkata pula AL-Qur'an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari ( karena membacaku ), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memmintakan syafaat." ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).

5.. "Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : bahwa sesungguhnya bagi Jannah itu ada sebuah pintu yang disebut " Rayyaan". Pada hari kiamat dikatakan : Dimana orang yang shaum? ( untuk masuk Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir diantara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu." (HR. Bukhary Muslim).
6.. Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa shaum Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang ( HR.Bukhary Muslim).


KESIMPULAN :

Kesemua Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita, tentang keutamaan bulan Ramadhan dan keutamaan beramal didalamnya, diantaranya,. Bulan Ramadhan adalah:

1.. Bulan yang penuh Barakah.
2.. Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
3.. Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
4.. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR. e. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri. (dalil 1 & 2).

Puasa Cerdaskan Emosi Anak

Meski terbilang masih sangat muda, tapi mengajarkan anak untuk berpuasa, tidak ada salahnya. Malah, puasa bisa meningkatkan hormon pertumbuhan anak dan mencerdaskan emosi anak. Namun harus ada pemahaman-pemahaman yang harus diberikan oleh orang tua.
"Mengajarkan anak puasa bisa dimulai sejak dini, ketika anak sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan. Usia 2 tahun adalah usia yang tepat untuk mengenalkan suasana di bulan Ramadhan. Karena mereka belum mengeri arti puasa kita dapat memperkenalkan puasa dengan cara mengenalkan suasana dahulu, seperti sahur, sholat tarawih dan buka puasa," jelas Pakar psikolog, Fitri F Sahrul.

Selain itu, menurut Dr Eva J Soelaeman SpA, sejak usia 4 tahun anak boleh diajarkan puasa, tapi latihan puasa ini sebaiknya hanya sebentar saja. Namanya juga latihan 3-4 jam saja sudah cukup, minggu berikut setengah hari dan minggu terakhir sehari penuh. "Puasa buat balita tidak berbahaya kok, asal kebutuhan kesehariannya tetap terpenuhi. Puasakan cuma mengubah waktu makan, yang tadinya makan di siang hari, jadi malam, dan sarapan biasanya pagi, jadi sahur. Jadi total kebutuhan tetap terpenuhi," terang Speasialis Anak RSAB Harapan Kita ini.

Ia mengungkapkan, secara medis, puasa dapat meningkatkan hormon pertumbuhan anak. Tapi dengan catatan kalau puasanya cuma beberapa jam saja. Kalau terlalu lama, sehari penuh selama sebulan penuh, justru mengganggu pertumbuhannya. Sebab cadangan lemak anak belum banyak. Bila ingin mengajarkan anak puasa, penting diperhatikan sehat atau tidaknya si kecil. Supaya kondisi tubuh prima, sebaiknya di malam hari anak tidur lebih awal, dan jangan sampai anak puasa tanpa sahur.

Puasa juga memiliki efek positif bagi anak. Melalui orang tua, anak bisa dijelaskan makna puasa dan asyiknya menahan lapar. Gunanya untuk mengajarkan kontrol atau mengendalikan diri. Apalagi tempramen anak adakalanya sulit 'dikendalikan' bukan? Lewat puasa, anak dilatih untuk mampu menahan emosinya.

Bulan puasa adalah juga bulan untuk banyak berbagi (beramal). Orang tua bisa memberi contoh dan menjelaskan realitas lain di luar lingkungan anak, bahwa ada orang yang kekurangan, harus dibantu, dsb. (bmm)

PUASA DENGAN ITQAN DAN IHSAN

By Mohamad Joban

Setiap tahun kita melaksanakan puasa, dan kita mengetahui serta menyadari akan hikmat dan tujuan berpuasa, yaitu untuk membina manusia muslim yang bertaqwa, dan bebudi luhur. Namun sayang secara realita nampaknya hanya sedikit yang berhasil mencapai tujuan puasa diatas. Kira-kira apa sebabnya?

Sebabnya adalah karena banyak diantara kita -ummat Islam- yang kurang memahami apa yang diinginkan oleh Allah ketika kita melakukan suatu ibadah atau amal-amal soleh? Padalah itu merupakan suatu kunci dari bernilai atau tidaknya suatu ibadah atau amal disisi Allah. Dengan kata lain memahami apa yang diinginkan oleh Allah itu adalah merupakan kunci sukses suatu ibadah atau amal.

Apa yang Allah inginkan?
Yang Allah inginkan dalam kita beribadah dan beramal adalah ibdah dan amal itu dilakukan dengan Itqan dan Ihsan


APA ITU ITQAN DAN IHSAN?

Kata-kata Itqan ini sulit untuk diterjemahkan kedalam bahasa kita (Indonesia) atau bahasa apa saja. Untuk memahaminya, mari kita lihat penggunaanya dalam Al-Qur'an.

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap ditempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan "Itqan" (kokoh, sempurna, arsitektur, indah dsb) tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (27:88)
"Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sebaik-baiknya (ahsanu)…" (32:7)

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalanya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pangampun." (67:2)

Jadi kata Itqan dan Ihsan sesuai dengan beberapa ayat diatas adalah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan perencanaan yang baik, disiplin, akurat, seimbang, kokoh, tepat pada waktunya, dan indah.

Adapun Ihsan (baik, bagus) adalah-seperti dalam Hadiht- "Usaha untuk menghadirkan Allah ketika beribadah, atau kalau belum mampu, meyakin dalam diri bahwa Allah sedang mengawasi". Jadi mengapa kita belum bisa mencicipi buahnya ibadah puasa adalah karena kebanyakan kita tidak malaksanakan ibadah tersebut dengan Itqan dan Ihsan tadi. Kebanyakan kita puasa hanya untuk menunaikan kewajiban (seperti buruh atau kuli saja yang bekerja karena mengharapkan gaji atau upah).

Oleh karena itu puasanya biasanya asal-asalan. Atau hanya puasa badani (menahan lapar dan dahaga). Padahal nilai puasa tidak diukur oleh seberapa tinggi yang berpuasa itu menderita lapar dan haus, sebab orang yang lupa makan sampai kenyang ketika puasa, pahalanya tidak dikurangi. Malah itu merupakan rizqi dari Allah SWT. Jadi nilainya ditentukan dengan bagaimana kita melaksanakannya, apakah puasa itu dilaksanakan dengan itqan dan ihsan atau tidak?

Kita dituntut untuk Itqan dan Ihsan bukan dalam puasa saja, malah dalam semua amal ibadah kita, dan dalam pekerjaan kita sehari-hari. Disinilah kenapa nenek moyang kita dulu menjadi contoh dan mandapatkan pujian dari non-muslim, adalah karena budi pekerti mereka yang luhur dan hasil karya meraka yang dikerjakan dengan itqan dan ihsan.

Nabi (SAW) bersabda " Sesungguhnya Allah menyukai apabila seseorang diantara kamu mengerjakan sesuatu, dikerjakannya dengan itqan (sungguh-sungguh dan sempurna)."

BAGAIMANA PUASA DANGAN ITQAN DAN IHSAN ITU?

Jawabannya adalah kita harus puasa badani dan ruhani.

Puasa badani adalah dengan menjaga beberapa anggota badan kita, yang antara lain

1. Mata
Mata adalah merupakan nikmat yang luar biasa yang diberikan oleh Allah. Kita tidak akan tahu nikmatnya mata kalau kita belum buta, atau terkena sakit mata. Namun demikian kalau kita tidak hati-hati matapun bisa bisa menjadi sumber dari segala dosa dan kejahatan. Orang yang berzina, mencuri, minum minuman keras dsb adalah dimulai dengan mata. Oleh karena itu dalam Al-Qur'an tidak ada kata-kata yang langsung mengharamkan berzina, tapi misalanya: "Jangan mendekati zina". Pintu yang mendekatkan kepada zina yang pertama adalah mata, lalu senyum, (kalaua lawan jenisnya itu senyum berarti green light, maka tahap berikutnya adalah ) menyapa, lalu berjanji, setelah itu baru berzina (nauzubillah).

Oleh karena itu kita harus berjihad sekuat mungkin untuk menjaga mata kita-paling tidak-selama kita berpuasa. Mata kita harus bisa misalnya berpuasa dari menonoton TV, DVD dan tontonan lainya. Katakan kepada TV :"Wahai TV! Cukup sudah engkau telah menghabiskan waktuku selama 11 bulan, aku akan puasa dari kamu selama sebulan ini".

Gunakanlah mata kita untuk membaca Al-Qur'an, memandang keindahan alam, ka'bah, dsb.

2. Telinga
Telinga juga merupakan nikmat yang besar yang harus kita syukuri. Dengan telinga kita bisa mebedakan berbagai macam suara, dan menikmati berbagai macam lagu yang indah. Namun demikian, telinga juga bisa merupakan sumber dosa, dan kejahatan. Oleh karena itu Allah memuji hambanya yang suka mendengarkan kata-kata yang paling baik. "yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik (ahsan) diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang yang mempuanyai akal." (39:18)
Oleh karena itu selama kita berpuasa-paling tidak-usahakan untuk mejauhkan telinga kita dari mendengarkan suara orang ghibah (menggunjing), obrolan yang tidak ada gunanya, atau lagu-lagu dan musik.
Gunakanlah telinga itu untuk mendengarkan Al-Qur'an, ceramah agama, dsb.

3. Lidah
Lidah adalah anggota badan yang paling sulit untuk dikendalikan, karena ia tidak bertulang, dan lebih tajam dari pedang. Oleh karena itu didalam Al-Qur'an ada yang disebut dengan puasa dari ngomong, seperti puasanya Siti Maryam dan Nabi Zakaria (AS). Nabi (S) pernah berkata kepada Muaz bin Jabal :" Wahai Muaz! Kalau kamu bisa menjaga dua anggota badan ini (lidah dan kehormatanmu), engkau dijamin akan masuk surga". Muaz berkata: "O baginda Rasul! Apakah akan ada orang yang masuk Neraka karena mulutnya? Nabi (S) menjawab: "Ya, malah kebanyakannya…" Jadi dibulan puasa-paling tidak-kita harus mampu menahan lidah kita dari ngomong kotor, ngomongin orang, menfitnah, menyakiti, menggosip dsb.
Sebaliknya gunakan lidah kita ini untuk membaca Al-Qur'an, zikir, salawat, talim dan do'a ramadan yang disuruh oleh Nabi untuk mebacanya banyak-banyak:

اشـْهَـدُ الاّاِلَهَ الاالله ، اَسْتـغْفِرُ الله ،
نـَسْـأَلُكَ الْجَنـَّـةَ وَنـَعُوْذُ بِكَ مِـنَ النّـَار
اللَّهُـمَّ اِنـَّكَ عَفُوٌّ تُحِـبُّ الْعَفْـوَ فـَاعْفُ عَـنَّا يَا كـَِريْمْ

"Ashhadu ala ilaha ilallah Astaghfirullah
Nas alukal Jannata, wa nauzubika minanaar
Allahumma inaka afuwun tuhibul afwa fa'fuana
Ya Karim"

Artinya:
"Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah.
O Allah aku mohon ampunan-MU
Aku memohon syurga-Mu
Dan aku berlindung dari Neraka-Mu

O Allah Engkau adalah Maha Pengampun
Suka untuk mengampuni
Maka ampunilah kami
O Allah yang Maha Pemurah

4. Perut
Menjaga perut adalah sangat penting untuk diterimanya suatu ibadah, dan suatu do'a. Oleh jangan sampai kita berpuasa, lalu buka dengan makanan yang haram. Atau dari income yang haram, atau dari hasil korupsi, menipu, dsb.
Ketika ada orang pakai ihram diwaktu haji berdo'a: "Labaik Allahumma labaik" Nabi (S) yang berada dekat dengan orang itu berkata: (la labaik) "Hajimu tidak diterima" . Shahabat yang lain berkata: "O Rasullah! Kenapa sampai tidak diterima haji orang itu? Nabi (S) menjawab: " Orang itu naik haji dengan bekal yang haram, makanan yang haram, minuman yang haram, bagaimana Allah SWT akan menerima do'anya (hajinya) ? "

Abu Bakar (S) pernah sampai memuntahkan makanan yang sudah masuk keperutnya setelah tahu bahwa makanan itu tidak halal. Ketika salah seorang shahabat menegurnya bahwa Allah SWT memaafkan suatu dosa yang dikerjakan dengan tidak disengaja. Abubakar (RA) menjawab: "Demi Allah kalau tidak ada jalan lain yang bisa mengeluarkan makanan itu kecuali aku harus mati, aku bersedia untuk mati. Karena aku masih ingat apa yang dikatakan oleh baginda Nabi (S) " Apabila suatu tubuh (badan) tumbuh dari barang (makanan) yang haram, maka tidak ada tempat yang layak bagi tubuh itu kecuali api neraka." Bukan saja kita dituntut untuk manjaga perut kita dari makanan yang haram, tapi juga kita dituntut selama puasa jangan terlalu banyak makan ketika berbuka, karena akan membuat berat dan malas untuk beribadah.

5. Tangan
Demikian juga kita harus bisa menjaga tangan kita-paling tidak-selama kita puasa dari menjamah sesuatu yang haram, atau memukul anak kita, pembantu kita. Atau digunakan untuk mencuri, dan membantu perbuatan ma'siat.

6. Kaki
Selama puasa-paling tidak-kita usahakan untuk tidak pergi ketempat-tempat ma'siat, hiburan. Malah juga kepasarpun, kalau tidak perlu sebaiknya jangan pergi. Ingat bahwa dalam Al-Qur'an kedua tangan kita dan kaki kita akan menjadi saksi hari Qiamat kalau kita tidak berhati-hati dalam menjaganya " Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (Yaseen:36: 65)



Puasa ruhani

Yaitu dengan menjaga dan membersihkan hati dan jiwa kita dari segala panyakitnya: seperti benci, dengki, dendam, sombong, buruk sangka dsb.
Nabi (S) bersabda: " Taqwa itu disini (sambil menunjuk kepada hatinya)".
Tidak mungkin kita bisa merasakan nikmatnya berpuasa, membaca Al-Qur'an, salat tarawih, salat tahajud, kalau hati kita penuh dengan penyakit-penyakit hati seperti diatas. Hati adalah sumber pemandangan Allah: " Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk badanmu dan penampilanmu, tapi Allah hanya memandang kepada hatimu dan amalmu." Maka hati yang kotor adalah seperti asep atau embun, sehingga menutupi masuknya cahaya matahri. Maka cahaya Allahpun demikian tidak akan masuk kedalam hati yang masih kotor.

Orang yang hatinya kotor, umumnya banyak memutuskan hubungan silaturahmi dengan keluarga dan kerabatnya, atau sesama muslim. Dan biasanya pendek umurnya. Kerena hidupnya tidak ceria. Selalu dalama keadaan gelisah dan marah. Bagi orang yang mempunyai hati yang kotor, tolong coba tanya kepada dirinya: apa manfaatnya menyimpan rasa dengki, hasud, dan buruk sangka dsb?
Didunia dia akan rugi, karena selalu tidak merasa gembira, malah sering marah dan gelisah. Umurnya kalau tidak berkurang, paling tidak, tidak bertambah. Sebab dalam Hadith, Nabi (S) bersabda: "Barangsiapa yang ingin diluaskan rizqinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia selalu menghubungkan tali silaturahmi.

Disamping itu dalam Hadith shahih juga dikatakan orang yang memutskan hubungan silaturrahmi tidak akan mendapatkan Malam Lailatul Qadar. Dan amalnya akan menggantung antara langit dan bumi.
Kadang nafsu dan setan suka membisik: "Tapi diakan yang duluan memusuhi saya! Dia sudah terlalu banyak menyakiti saya." Jangan ikuti bisikan itu, itu bisikan yang akan menjerumuskan kita . Katakan " Tidak ada "tapi", yang ada adalah aku ingin menikmati indahnya puasa, dan mendapatkan ampunan dari Allah.

Yang kedua diakherat nanti rugi, karena Allah berfirman: "Hanya yang punya Qulbun Salim (hati yang bersih) yang akan bertemu dengan Allah."
Sedangkan dalam Hadith dikatakan: "Kedengkian (hasud) itu akan menghabiskan pahala, seperti api menghabiskan kayu yang kering ."

Dalam cerita yang masyhur dikatakan bahwa Nabi (S) telah menjamin seseorang akan masuk surga adalah karena orang itu tidak pernah meyimpan rasa dengki atau sakit hati apapun dalam hatinya terhadap siapapun. Kalau mau tidur dia mengangkatkan tanganya sambil berkata: " O Allah aku maafkan semua orang yang dengki, orang yang mengumpat dan orang yang iri padaku.."
Bisakah kita berdoa seperti orang itu ketika ada orang yang men-jelek jelekan kita? Kalau bisa, insha Allah kita termasuk dari orang yang mendapat jaminan serperti orang itu.

Ketika Ramadan nanti datang coba kita bermunajat dan berjanji dengan Allah:
"Ya Allah! aku tidak tahu, mungkin ini Ramadan yang terakhir bagiku. Ramadan-ramadan yang lalu, aku tidak mengerjakan puasa dan ibadah dengan itqan dan ihsan. Ya Allah! aku tahu betapa banyak dosaku, dan dengan kemurahan-Mu, Engkau jadikan bulan ini bulan ampunan, dan kebebasan dari api neraka.
Oleh karena itu ya Allah! aku tidak akan sia-siakan ramadan kali ini. Pertama aku akan membersihkan hatiku dari semua penyakit hati yang selama ini mangganggu kekhusuan ibadahku pada-Mu. Ya Allah berilah aku kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam menunaika perintahmu ini.
Amin..

Wallahu 'alam

Puasa Tingkat Ketiga

Cobalah Anda amati perasaan, perilaku, dan kebiasaan Anda sehari-
hari. Tahukah Anda apa yang mengatur semua itu? Kalau Anda
merenungkannya dengan cermat, Anda akan menemukan bahwa keseluruhan
program mengenai diri kita berada di dalam kepala Anda. Inilah yang
disebut pikiran.

Pikiranlah yang mengatur perasaan, tindakan, kebiasaan, dan akhirnya
nasib kita. Pikiranlah yang menentukan apakah kita senang atau susah,
sedih atau bahagia, serta sehat atau sakit. Semua yang kita rasakan
sumbernya adalah pikiran. Karena itu untuk melakukan perubahan
menyeluruh terhadap kehidupan kita, satu-satunya hal yang harus
diubah adalah pikiran. Namun seperti halnya komputer, pikiran kita
juga sering terserang virus-virus berbahaya yang merusak.

Salah satu sarana untuk membersihkan pikiran kita dari virus-virus
tersebut adalah berpuasa. Karena itu makna puasa yang sesungguhnya
adalah mengendalikan pikiran Anda. Inilah yang saya sebut ''Puasa
Tingkat Ketiga.''

Adapun puasa tingkat pertama adalah puasa secara fisik. Ini hanya
menjaga apa yang masuk ke dalam mulut Anda. Puasa tingkat kedua
adalah puasa secara sosial/emosional. Ini berkaitan dengan perilaku
kita kepada orang lain, terutama menjaga apa yang keluar dari mulut
(ucapan kita).

Apa yang masuk ke dalam mulut amat perlu kita jaga, karena inilah
sumber penyakit. Kita menjaga agar tak makan makanan yang beracun,
yang tak higienis, maupun yang berkolesterol tinggi. Namun sayangnya,
kita sering mengabaikan ''makanan-makanan'' yang masuk ke dalam
kepala kita.

''Makanan-makanan'' itu sebenarnya tak kalah beracunnya, sangat
berbahaya dan mengandung virus yang mematikan. Hakikat puasa tingkat
ketiga adalah menjaga pikiran dari virus-virus yang berbahaya. Ini
adalah puasa secara mental, yang merupakan prasyarat puasa tingkat
empat, yang intinya adalah merasakan kedekatan Tuhan. Inilah
tingkatan puasa yang tertinggi yaitu secara spiritual.

Untuk mengubah diri kita, paling tidak kita harus mencapai puasa
tingkat ketiga ini. Caranya adalah dengan memilih secara
sadar ''makanan-makanan'' apa yang boleh dikonsumsi pikiran kita.
Kita harus sangat berhati-hati karena banyak sekali hal di sekitar
kita yang dapat menjadi virus yang berbahaya.

Coba perhatikan, berapa lama Anda menonton televisi setiap hari?
Jangan lupa, banyak acara-acara TV sekarang ini berisikan virus-virus
yang sangat berbahaya: telenovela, sinetron, film dan acara gosip
para selebritis kita yang ada di hampir seluruh stasiun TV. Temanya
berkisar pada hal-hal yang itu-itu saja: perkelahian antarartis,
perceraian, perselingkuhan, dan seterusnya.

Bosan dengan acara gosip, Anda melihat berita dan menyaksikan
perkelahian para politisi kita. Selain dari media massa, pikiran Anda
juga bisa tercemar melalui lingkungan pergaulan, tindakan orang yang
menyakiti kita, maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Racun pikiran kita inilah yang akan menentukan perasaan kita. Apakah
Anda merasa bahagia, senang, dan susah, sebenarnya hanyalah merupakan
konsekuensi dari apa yang masuk ke pikiran Anda.

Esensi berpuasa adalah menciptakan ''gembok'' untuk mengunci pikiran.
Berpuasa berarti kitalah yang memegang kunci gembok tersebut, dan tak
menyerahkannya kepada orang lain. Ini sebenarnya merupakan hakikat
kepemimpinan. Seperti halnya komputer, otak kita juga mempunyai rumus
GIGO (Garbage In Garbage Out). Maksudnya, kalau pikiran kita
mengkonsumsi sampah, maka yang akan dihasilkan juga sampah. Ada
pepatah yang mengatakan, ''Pikiran yang picik membicarakan orang.
Pikiran biasa membicarakan kejadian. Tetapi pikiran yang besar
membicarakan gagasan.'' Inilah pikiran-pikiran yang bersih dan belum
teracuni virus dan sampah.

Lantas bagaimana dengan hal-hal yang tak dapat kita kontrol, misalnya
perilaku dan ucapan orang lain yang menyakiti hati Anda? Kalau itu
terjadi pada Anda, berapa jam waktu yang Anda gunakan untuk
memikirkan perilaku orang tersebut? Padahal, semakin Anda terserap ke
dalam detil tentang apa-apa yang membuat Anda marah, semakin tak enak
pikiran Anda. Inilah efek bola salju pikiran.

Jangan lupa, walaupun kita tak dapat mengontrol perilaku orang lain,
kita senantiasa dapat mengontrol pikiran kita. Saat ini saya sedang
mempraktekkan tiga kalimat penting untuk selalu menyehatkan pikiran
kita.

Pertama, Subhanallah (Maha Suci Allah). Ini berarti hanya Tuhanlah
yang Maha Sempurna. Memahami kalimat ini akan membuat kita mudah
memaafkan kelalaian orang lain dan diri sendiri.

Kedua, Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah). Memahami kalimat ini
akan membuat kita senantiasa bersyukur menghadapi situasi apapun.
Kesuksesan tidaklah membuat kita takabur, sebaliknya kegagalan
tidaklah membuat kita putus asa.

Ketiga, Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Memahami kalimat ini secara
mendalam akan menyadarkan kita bahwa semua hal yang kita lakukan,
bahkan kita pertengkarkan sehari-hari, adalah masalah kecil. Kitalah
yang sering merusak pikiran kita dengan membesar-besarkan masalah
yang sebenarnya kecil.

Oleh: Arvan Pradiansyah,

*********************************************************************************

Tahukah Anda.

Laba-laba ternyata tidak pernah menempel pada bidang yang dia lewati, seekor laba-laba yang bisa bergantung pada langit-langit berkat adanya 600.000 setule (rambut yg sangat halus) yang mengasilkan gaya tarik-menarik antara laba laba dan bidang yang dilewati.

*********************************************************************************

Ramadhan, Bulan Introspeksi Diri

Segala puja-puji secara sempurna hanya milik Allah, Zat yang Maha Menguasai alam Semesta, Zat yang Maha Menguasai terang dan gelap, Zat yang Menguasai tiap-tiap saat, sungguh tiada satu detikpun kecuali milik Allah. Saudara-saudaraku sebuah terasi ada harga kalau jelas ciri dan baunya yang khas. Kita membuat terasi tetapi tidak memiliki ciri dan bau yang khas terasi, maka sungguh si terasi ini tidak akan ada harganya, walaupun ia diberi terasi. Begitu juga kita umat Islam, kenapa saat ini kita kurang dihargai ?. Jawabannya, bisa jadi karena kita mengaku sebagai umat Islam tetapi tidak tampak ciri kita sebagai ummat Islam. Ciri akan selalu disertai dengan harga, karena kita tidak punya ciri maka jangan harap akan punya harga.

Oleh karena itu, bulan Ramadhan yang saat ini kita jelang, marilah kita bersungguh-sungguh menampilkan ciri keislaman kita. Tentu saja ciri keislaman tidak identik dengan atribut penampilan yang luar, yang tidak terlalu pokok. Berikut ini adalah beberapa ciri yang dianjurkan untuk kita lakukan di bulan Ramadhan. Selama bulan Ramadhan ini hendaklah yang pertama umat Islam miliki adalah ciri keteladanan, "uswatun hasanah", keteladanan dalam kebaikan. Pancasila P4 gagal total di Indonesia walau telah menghabiskan biaya beratus milyar, begitu banyak waktu, begitu banyak tenaga, begitu banyak pikiran, diantara kunci penyebab kegagalannya adalah karena tidak ada keteledanan. Masyarakat sulit mencontoh, siapa yang berjiwa P4 sebenarnya.

Jadi andaikata kita bertanya mengapa keadaan rumah tangga, kantor, atau masyarakat belum sesuai dengan harapan. Pertanyaan pertama harus dilakukan pada diri kita sendiri, contoh apakah yang sudah kita perlihatkan sebagai seorang muslim. Sepatutnya sebagai seorang ayah atau ibu harus bertanya, "Saya memberi contoh apa kepada anak-anak ?".Jangan terlebih dahulu menyalahkan anak. Bagaimana mungkin mengharapkan anak santun lembut sedangkan di rumah ibu bapak bersikap keras dan kasar ?. Bagaimana mungkin kita mengharapkan anak menjadi arif kalau kita sendiri di rumah seperti diktator ?. BAgaimana bisa mengharapkan anak rajin ke mesjid, sedangkan orangtuanya jarang beribadah ?.

Andaikata kita sebagai guru kita harus bertanya pada diri kita sendiri, contoh apa yang sudah kita berikan kepada murid-murid. Bagaimana murid tidak merokok kalau gurunya sendiri masih merokok ?. Bagaimana mungkin murid akan menemukan kemuliaan akhlak kalau sikap guru tidak indah ?. Bagaimana mungkin akan menjadi orang berprestasi, kalau gurunya tidak semangat dan hanya memberikan dengan apa adanya ?.
Andai kata kita sebagai pemimpin, pertanyaannya adalah suri tauladan apa yang saya tampilkan kepada anggota karyawan atau bawahan ?. Bagaimana mungkin karyawan akan disiplin kalau pemimpinnya tidak disiplin ?. Bagaimana karyawan atau anggota akan hemat jika pemimpinnya bermewah-mewahan ?. Bagaimana mungkin karyawan akan memelihara dirinya kalau pemimpinnya arogan ?.

Rekan-rekan sekalian tidak hanya sebagai pribadi tetapi juga sebagai keluarga. Sebagai haji, contoh apa yang sudah kita peragakan dalam masyarakat ?. Sebagai ustadz memberi contoh apa kepada masyarakat. Ustadz dianggap ulama tetapi contoh apa yang sudah ditunjukkan kepada masyarakat ?. Sebagai aktifis masjid, memberi contoh apa ?.

Kegigihan untuk jujur kepada diri sendiri, ini yang akan membuat kita menemukan kekuranganyang bisa dijadikan program perbaikan pada diri sendiri. Dan kegigihan kita memperbaiki diri adalah upaya sebenarnya memperbaiki orang lain. Apa artinya memperbaiki orang lain sedangkan diri kita sendiri semakin terpuruk dalam keburukan. Suri tauladan adalah langkah strategis yang dicontohkan oleh Rasullullah SAW. di dalam membangun kemuliaan Islam. Ciri khas seorang muslim yang baik ,pribadinya harus selalu menjadi figur suri tauladan.Tauladan bagi kebaikan dalam skala apapun, dimanapun dan kapanpun.

Yang kedua, Ramadhan harus menjadi bulan kebersihan. Karena sesungguhnya Allah mencintai kebersihan, "innallaha yuhibbu tawabi, wayuhibbu mutakabiriin", sesungguhnya Allah mencintai orang yang taubat dan orang yang bersih. Kita harus berjuang sangat keras untuk mengevaluasi gaya hidup bersih kita. Pakaian yang kotor tidak akan nyaman, gigi kotor tidak mungkin bisa nyaman, apapun yang kotor tidak akan membuat kita nyaman dan hidup kita indah. Hakekatnya kotoran itu identik dengan kerendahan diri, namanya juga kotoran begitu pula kalau kita merasa tidak nyaman, terhina, rendah, bisa jadi karena kita blum bisa mencintai kebersihan, padahal bersih adalah prasyarat dari keindahan. Indah adalah sesuatu yang dicintai Allah SWT. Shalat saja diawali dengan bersih. Tanpa wudlu shalat tidak akan sah, wudlu itu bukan hanya membersihkan tetapi juga mensucikan. Tidak akan diterima shalat, seperti Firman Allah dalam ayat AlQur'an "Qad aflaha manzakkahaa. Waqod khaabaman dassaha" (QS: Asy-Syams 910). "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan jiwanya, dan sesungguhnya kerugian besar orang yang mengotorkannya." Sungguh yang bersih itulah yang akan membuat sukses, bahagia.

Oleh karena itu, Ramadhan ini adalah bulan bersih. Sekuat-kuatnya kita bersihkan dari yang lahir sampai yang batin. Pastikan Ramadhan ini kamar kita bersih, rumah kita bersih, kamar mandi bersih dari sampah, bersih dari barang-barang yang akan membuat ria, bersih dari barang milik orang lain, bersih dari barang yang tidak berguna. Karena kalau rumah sudah kotor dari banyak barang yang haram, barang yang ria, barang yg sia-sia, maka rumah itu tidak akan menyenangkan tidak akan barokah.

Begitu pula dengan harta kita mulai sekarang harus bersih, jangan sekali-kali tercemari oleh hak-hak yang tidak halal bagi kita. Harta yang bersih akan penuh barokah harta yang haram akan penuh fitnah, demikian pula aktivitas bekerja kita bersih pula dari kelicikan. Kita nikmati kejujuran, pandangan harus bersih sekuat-kuatnya jaga dari apa yang diharamkan oleh Allah agar bening dan nikmat hati ini. Kata-kata kita pun harus bersih dari kekejian, bersih dari kata-kata yang jorong, bersih dari kata-kata mencela, menghina orang lain, bersih dari fitnah, pilihlah dari khazanah kata-kata yang ada, kata-kata terbaik. Tubuh kita pun harus bersih, pakaian harus bersih, mandi yang bersih, rambut yang bersih. Begitu pula dengan hati kita harus jaga hati ini, hindari buruk sangka sekuat-kuatnya dan berbaik sangka pada orang yang beriman. Perangilah kedengkian jangan sampai selama Ramadhan ini dilanda dengan kedengkian, kedendaman yang tidak diharapkan oleh Allah. Upayakanlah semuanya bersih lahir batin, harta benda bersih, pikiran bersih. Insya Allah akan menambah keberkahan Ramadhan ini.

Dan yang terakhir, bulan Ramadhan ini adalah bulan kualitas. Karena ramadhan adalah bulan yang berkualitas diantara bulan-bulan yang lain. Hari-harinya adalah hari-hari berkualitas, berharga tinggi dihadapan Allah, jam demi jam maupun detik demi detik berharga sangat tinggi dihadapan Allah oleh karena itu tidak patut kita melakukan apapun kecuali yang sangat berharga. Jangan pernah kita berbicara kecuali dengan kata-kata yang berharga.

Jangan melihat kecuali yang berharga. Jangan mendengar kecuali suara-suara yang berharga. Jangan berpikir kecuali memikirkan yang berharga. Jangan pula melangkah kecuali kaki ini dilangkahkan ke tempat-tempat yang berharga dalam pandangan Allah. Cobalah lakukan segalanya dengan niat berharga hanya karena Allah semata.

Sungguh bila kita mengisi Ramadhan ini dengan aneka amal ibadah seperti yang diuraikan di atas. Insya Allah dengan karunia Allah, di akhir Ramadhan tahun ini kita akan sebagai seekor kupu-kupu yang keluar dari kepompong dengan sangat indahnya, kepompong Ramadhan, subhanallah.

Rindu Marhaban...

Ketika Rindu yang Terkikis Kembali Hadir

Publikasi: 15/09/2005 17:40 WIB

Terkadang kerinduan yang begitu besar terkikis oleh waktu dan kesibukan yang terus mengalir tak tertahankan. Tetapi janji pertemuan yang semakin dekat selalu mengingatkan kembali nostalgia yang terpendam di memori, terungkit lagi kenangan-kenangan indah sebelum perpisahan menjurang lebar menumbuhkan kerinduan yang melambungkan angan dan menantang asa, akankah waktu mempertemukan kembali jiwa perindu pada kekasihnya?

Tertatih aku mengejar bulan
Mengais sisa-sisa Ramadhan
Terjatuh terpuruk di keheningan
Ramadhanku telah pergi
Syawal tlah menjelang
Tinggalkan arti tujuh puluh tingkatan
Pahala bagi orang beriman....
(suara persaudaraan--album balada sebuah dangau)

Masih kuingat lamat-lamat nasyid itu kulantunkan pada detik-detik akhir Ramadhan penuh berkah, ketika bulan yang begitu dirindukan itu tanpa bisa ditolak pergi meninggalkan. Terasa sekali jiwa ketakwaan yang masih rapuh, saat Ramadhan pergi. Sadar banyak sekali kesempatan terlewatkan tanpa pencerahan. Ingin Ramadhan tetap menjadi hari-hari yang panjang.

Syawal, Idul fitri, tetap menggembirakan. Hari kemenangan. Meski ketakwaan tak yakin telah merasuk di jiwa. Yang diinginkan adalah nuansa Ramadhan yang teduh dan menyimpan energi penyemangat yang unik tetap dirasakan di bulan-bulan yang akan datang. Agar bekal yang telah dihimpun selama Ramadhan bisa tetap terjaga tak ternoda hingga kelak bertemu kembali dengan hari-hari mulia itu, atau lebih dulu kembali menghadap pemilik bulan barokah itu sebelum hilal Ramadhan menggaris di langit dunia.

Ketika perpisahan menjelma, kerinduan pun merasuk ke setiap celah jiwa. Tak henti memori mengingat saat-saat bahagia dalam kebersamaan dan segala romantisme sesaat sebelum waktu memisahkan. Dan kerinduan memberi kekuatan dan optimisme yang khas, harapan kuat untuk bisa berjumpa kembali.

Sebelum terlalu jauh waktu memisahkan jiwa dari Ramadhan, nuansa ruhiyah masih betah dalam lingkaran pengaruhnya. Shalat, shaum, tilawah, dan amalan yang lainnya masih mudah dijaga dan dipelihara. Sampai ketika waktu semakin jauh menyeret jiwa yang belum utuh takwa, direcoki oleh berbagai hiruk sibuk dunia, kerinduan akan nuansa teduh Ramadhan mulai menguap. Lupa. Meski tetap ada tetapi tak nampak di pelataran jiwa, tersembunyi di pojok jiwa yang terlupakan.

Kini kerinduan itu hadir kembali di pelataran jiwa, ketika Sya'ban menyapa dan mengatakan Ramadhan kan datang dalam hitungan hari. Kerinduan yang terkikis kini kembali hadir. Harapan untuk bisa merasakan lagi nuansa khas bulan yang memiliki hari seribu bulan itu kembali menguat. Tetapi, akankah aku menatap kembali wajahnya yang teduh? Siapa yang bisa memberi kepastian, sedang ajal hanya ada di genggaman-Nya?

Ah, Ramadhan, jumpai aku. Biarlah aku menghabiskan waktuku bersamamu dengan untaian amal yang melangit. Banyak kesempatan terlewatkan tanpa pencerahan, di Ramadhan yang lalu. Kalau waktu masih mengizinkanku menemuimu aku berharap Ramadhan kali ini adalah Ramadhan terbaik di antara Ramadhan yang pernah kulalui. Kuingin Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang bisa membawaku ke puncak derajat takwa. Ramadhan yang mempertemukanku dengan diriku yang seutuhnya, seperti yang kuinginkan sebagai seorang muslim.

Ramadhan menyimpan banyak rahasia unik yang mampu memberikan atmosfir yang menghidupkan nurani dan semangat ibadah. Seperti Rasul Mulia (SAW) yang dermanya di bulan suci menyerupai hembusan angin. Ramadhan akan menyajikan berbagai kesempatan, peluang dan kemudahan untuk kita melakukan sebaik-baik dan sebanyak-banyaknya amalan. Jika kita mempersiapkannya sejak Sya'ban menjelang maka banyak hal yang akan kita peroleh, tetapi jika kita baru tersadar ketika ramadhan sudah membuka pintunya Ramadhan maka banyak hal akan terlewatkan tanpa arti yang dalam.

Mumpung masih ada banyak hari yang bisa kita hitung sebelum Ramadhan tiba, marilah kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Bersihkan diri, agar kesucian diri yang bersinergi dengan kesucian Ramadhan menghasilkan keajaiban jiwa yang menakjubkan, tercapainya derajat takwa. Azamkan dalam hati untuk banyak beramal di bulan lipat ganda, agar semakin banyak niat yang kita tanamkan semakin banyak tunas amal yang tumbuh, dan semakin banyak buah amal yang kita petik. Kalaupun taqdir memaksa kita untuk tidak melaksanakan niat yang kita telah kita tanamkan, insya Allah niat saja jauh lebih baik daripada tiada keinginan sekali. Bukankah niat seorang mukmin itu lebih baik dari amalnya itu sendiri?

Nun di sana
Masih ada jalan putih
Peluang kebaikan
Sebulan di Bulan Ramadhan...
(Now See Heart)

Allahumma baarik lanaa fi Sya'ban wabalighnaa Ramadhan. Spesial buat semua teman yang masih betah di Negeri Seribu Menara, tempat aku dibuat sangat terkesan oleh budaya "Ma'idaturrahman"-nya.

Zamzam Muharamsyah
Di Saung Aksara Jelajah Dunia (SAJADA), Garut
Saat Sya'ban kabarkan kedatangan Ramadhan

Sepuluh Langkah menyambut bulan Ramadhan..

Selamat Datang Bulan Ramadhan ..

Sepuluh Langkah menyambut Bulan Ramadan
Penerjemah Abu Asma (H.Abdul Rahman,Lc)*

Apabila kita akan menyambut tamu,kita akan berusaha menyiapkan penyambutan tamu tersebut dengan sebaik-baiknya,dengan memperindah pemandangan yang ada di rumah, mengumpulkan seluruh keluarga dan menyiapkan berbagai macam hidangan. Terlebih kalau tamu tersebut adalah tamu yang sangat kita hormati, maka persiapan yang kita lakukanpun akan semakin besar dan optimal. Beberapa hari lagi tamu yang agung akan datang menghampiri kita yaitu Bulan suci Ramadan kita. Sebagai orang beriman tidak boleh menyia-yiakan musim ketaatan ini,karena Allah menyuruh kita untuk berlomba-lomba menyambut dan mengisinya "Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS.Muthaffifin:26). Kemudian bagaimana kita menyambutnya? Paling tidak ada 10 langkah yang harus kita lakukan dalam menghadapi kedatangan bulan Ramadan:

Berdoa agar Allah kembali memberikan kesempatan kepada kita bertemu dengan bulan Ramadan dalam kondisi sehat wal afiat,sehingga kita bisa melaksanakan ibadah baik puasa,shalat,tilawah dan dzikir. Dari Anas bin Malik ra berkata, Bahwa Rasulullah saw apabila masuk bulan Rajab beliau selalu berdoa "Allahuma Bariklana fi Rajab wa Sya'ban wa balighna Ramadan" artinya "Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan sya'ban dan sampaikan kami ke bulan Ramadan" (HR.Ahmad dan Tabrani). Dan para salaf shaleh selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan ramadan,dan berdoa agar Allah menerima amal mereka,apabila telah masuk awal ramadan mereka berdoa kepada Allah "Allahu akbar,Allahuma Ahillahu Alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wa taufik lima tuhibbuhu wa tardha" artinya "Ya Allah karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan,keimanan,keselamatan dan keislaman dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhoi".

Bersyukur dan memuji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi -Rahimahullah- dalam kitab adzkarnya berkata "Dianjur bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur, dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya".

Dan diantara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah & ketaatan. Maka ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat maka kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah.

Bergembira dengan kedatangan Bulan Ramadan. Rasulullah saw selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan,sebagaimana dalam sebuah hadits "Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa,pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka" (HR.Ahmad). Dan para salafus saleh sangat memperhatikan bulan Ramadan, mereka sangat gembira dengan kedatangannya, karena tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan ramadan,karena bulan tersebut adalah bulan kebaikan dan turunnya rahmat.

Merancang agenda-agenda ukhrawi yang tepat agar mendapatkan manfaat bulan ramadan.Karena banyak diantara kaum muslimin hanya merencanakan agenda yang bersifat duniawi dengan sangat detil,tapi melupakan agenda-agenda yang bersifat ukhrawi. Ini merupakan gambaran bahwa kaum muslimin kurang memperhatikan waktu-waktu yang berharga dalam memperbaiki hubungan dengan Allah untuk membersihkan dirinya. Dan diantara agenda yang dapat dilaksanakan yaitu memanfaatkan ramadan dengan program-program ketaatan yang teratur dan terarah.

Bertekad mengisi waktu-waktu ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. "Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka." (QS.Muhamad(47:21)

Mengertai dan memahami hukum-hukum Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin dalam menyembah allah dilandasi dengan ilmu.Tidak ada alasan bagi setiap mukmin tidak mengetahui ilmu yang berkenaan dengan hal-hal yang telah diwajibkan kepadanya. Diantaranya adalah puasa Ramadan,maka wajib untuk diketahui ilmu dan hukumnyanya sebelum Ramadan datang, agar puasanya benar dan diterima oleh Allah SWT. "Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui."(QS.21:7).

Menyambut Ramadan dengan diiringi tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan - kebiasaan buruk dan bertaubat secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Dan bertekad meninggalkannya disertai dengan penyesalan. Ramadan merupakan bulan taubat,kalau bukan dibulan di bulan Ramadan,kapan lagi kita bertaubat? Firman Allah, "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."(QS.24:31).

Mempersiapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan dan penelaahan melalui buku serta artikel. Juga dengan menghadiri majlis ilmu yang membahas tentang keutamaan puasa serta hukum dan hikmahnya. Sehingga secara kejiwaan kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan. Rasulullah selalu memberikan semangat kepada para shahabat setiap penghujung sya'ban dan menjelang Ramadan tiba.

Mempersiapkan diri untuk berdakwah dengan langkah sebagai berikut:

• Menulis catatan kecil untuk disampaikan dalam kultum
• Membagikan buku-buku saku yang berisi nasehat,keutamaan puasa.
• Memberikan hadiah Ramadan,baik dalam bentuk
• Mengingatkan kaum muslimin untuk lebih peduli dengan kaum fuqoro.


Menyambut Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih:

• Kepada allah dengan taubat yang jujur.
• Kepada Rasul saw dengan mentaati apa yang diperintahkaan dan menjauhi apa yang dilarang.
• Kepada Orang tua, karib kerabat serta anak dan istri dengan menyambung silaturrahmi.
• Dengan masyarakat yang kita hidup bersama dengan mereka agar kita menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi mereka "Khairun naas anfauuhum linnas" Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia.

Beginilah bumi yang kering menyambut turunnya hujan,baginilah seorang yang sedang sakit menyambut datangnya dokter dan beginilah seorang menunggu kekasihnya yang sudah lama ditunggu - tunggu kedatangannya.

Ketua DPW PKS Kepri.
Di terjemahkan dari Ikhwanonline.