Selasa, 11 Agustus 2009

Artikel tentang puasa

Artikel terbaik tentang puasa

Oleh : KH. Jalaluddin Rakhmat

Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis bahwa dengan puasa kita belajar
mengendalikan hawa nafsu serta mengendalikan setan yang menipu dan menjebak
kita. Pada waktu kita puasa, kita membelenggu setan, membuka pintu surga dan
menutup pintu neraka.

Kita belajar menahan setan supaya tak masuk ke dalam tubuh kita. Salah satu
pintu masuk setan ke dalam tubuh kita adalah melalui makan dan minum. Kita
tutup pintu-pintu itu pada waktu siang hari. Kita melemahkan setan;
membuatnya tak berdaya. Puasa adalah latihan mengendalikan hawa nafsu.

Di dalam tarekat, puasa adalah upaya mengendalikan diri kita secara lahiriah
dan secara batiniah. Secara lahiriah, kita mengendalikan diri dengan
mempuasakan seluruh panca indera kita. Dalam ilmu kebatinan, ketika kita
melakukan semedi, kita harus menutup tujuh pintu masuk setan. Tujuh pintu
itu adalah tujuh lubang dalam tubuh kita. Di antaranya mata, telinga, mulut,
dan hidung. Dengan cara itu, kita dapat masuk ke dalam alam kesucian.

Secara lahiriah, puasa yang pertama di dalam tarekat adalah puasa menutup
mulut kita atau puasa bicara. Puasa bicara bukan berarti meninggalkan
pembicaraan yang kotor atau menggunjing orang lain. Dalam hadis Shahih
Bukhari, Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihitung mukmin, orang yang suka
melaknat orang lain, suka menyakiti hati orang lain, atau berkata kotor."
Ketika kita tak berpuasa pun, hal itu tidak boleh dilakukan, apalagi ketika
kita sedang berpuasa. Yang dimaksud dengan puasa bicara adalah setelah
meninggalkan pembicaraan tersebut di atas, kita menambah atau memperlebar
puasa bicara kita dengan tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu. Kita
tidak berbicara yang tidak berguna. Ciri mukmin yang sejati adalah
menghindarkan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya.

Yang dimaksud dengan manfaat di dalam hal ini adalah mendekatkan diri kepada
Allah swt. Perkataan yang tidak membawa kita dekat kepada Allah swt adalah
perkataan yang tidak bermanfaat. Hentikanlah perkataan seperti itu di dalam
bulan puasa. Sebaiknya kita gantikan obrolan kita dengan memperbanyak
dzikrullah, zikir kepada Allah swt.

Mengobrol tanpa menggunjingkan atau menyakiti orang lain memang
diperbolehkan dalam agama. Tidak ada salahnya dalam hal itu. Tapi alangkah
lebih baiknya bila waktu mengobrol itu kita ganti dengan berzikir kepada
Allah.

Kita mengurangi suara mulut kita. Jika mulut kita terlalu banyak bicara,
kita takkan sanggup lagi mendengarkan suara hati nurani kita. Siti Maryam as
dalam Al-Quran dikisahkan pernah berpuasa tidak bicara. Ketika Maryam hilang
dari kampung halamannya dan kembali setelah sekian lama dengan seorang bayi,
orang-orang bertanya, "Hai saudara perempuan Harun, kau pulang dengan
sesuatu yang aneh. Padahal kami mengenal engkau bukan sebagai perempuan
nakal, melainkan perempuan saleh. Mengapa tiba-tiba kau pulang membawa
anak?"(QS. Maryam: 28) Siti Maryam as diperintahkan Allah untuk puasa
bicara. Ia disuruh untuk tidak menanggapi tuduhan yang macam-macam itu.
Maryam hanya menjawab, "Aku sudah bernadzar kepada Allah yang Mahakasih
bahwa hari ini aku tidak akan berbicara kepada seorang manusia pun." Maryam
berjanji kepada Allah untuk berpuasa bicara. Karena Maryam puasa bicara,
maka ia mampu mendengar suara bayi dalam kandungannya. Waktu itu juga,
ketika Maryam membawa anak kecil, bayi itulah yang menjawab hujatan
orang-orang. Bayi itu menjawab, "Salam bagiku ketika aku dilahirkan ketika
aku mati dan pada waktu aku dibangkitkan nanti."(QS. Maryam: 33)

Menurut Sayyid Haidar Amuli, bila kita terlalu banyak bicara, kita takkan
mampu untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib yang datang kepada kita. Kita
juga menjadi tak sanggup mendengar kata-kata hati nurani kita. Suara mulut
kita terlalu riuh sehingga isyarat-isyarat dari alam malakut (alam ruh) tak
terdengar oleh batin kita. Kita terlalu banyak mendengarkan suara kita
sendiri.

Puasa bicara diajarkan di dalam Al-Quran khusus kepada orang-orang saleh
yang tidak hanya menjalankan syariat saja tetapi juga ingin memperindah
syariatnya dengan usaha lebih lanjut. Puasa tarekat tidak berarti
meninggalkan puasa syariat. Puasa tarekat adalah memperindah puasa syariat;
menghiasnya agar lebih bagus.

Ketika kita berpuasa, setelah kita meninggalkan kata-kata kotor dan
menyinggung perasaan orang, kita juga meninggalkan kata-kata yang
biasa-biasa. Hanya supaya pembicaraan kita tidak mengambil alih zikir yang
seharusnya kita lakukan di bulan Puasa. Nabi Zakaria as, ketika diberitahu
bahwa ia akan mempunyai anak yang bernama Yahya, merasa amat bahagia karena
dalam usianya yang amat tua, ia belum juga dikaruniai seorang putra. Zakaria
as sering berdoa, "Tuhanku, sudah rapuh tulang-tulangku, sudah penuh
kepalaku dengan uban, tapi aku tak putus asa berdoa kepada-Mu." (QS. Maryam:
4) Satu saat, Tuhan menjawab, "Aku akan memberi kepadamu seorang anak." (QS.
Maryam: 7) Zakaria as hampir tidak percaya, "Bagaimana mungkin aku punya
anak, ya Allah. Padahal istriku mandul dan aku pun sudah tua renta." (QS.
Maryam: 8) Lalu Tuhan menjawab, "Hal itu mudah bagi Allah. Bukankah kamu pun
asalnya tiada lalu Aku ciptakan kamu." (QS. Maryam: 9) Zakaria masih
penasaran dan ia minta kepada Allah, "Apa tandanya, ya Allah?" Tuhan
menjawab, "Tandanya ialah kau harus puasa bicara. Kau tidak boleh berkata
kepada seorang manusia pun selama tiga hari berturut-turut." (QS. Maryam:
10)

Zakaria as diperintahkan Tuhan untuk mensyukuri nikmat yang diterimanya
dengan berpuasa bicara. Itulah juga nasihat kepada seorang suami yang
istrinya sedang mengandung; belajarlah puasa bicara. Usahakan sesedikit
mungkin berbicara. Insya Allah, jika selama istri kita mengandung, kita
berpuasa bicara, maka Allah akan memberikan kepada kita seorang anak seperti
Yahya yang cerdas, arif, berhati lembut dan suci, bertakwa kepada Allah swt,
dan sangat berkhidmat kepada orang tuanya, tak pernah memaksakan
kehendaknya. Itulah ganjaran kepada orang yang puasa bicara.

Puasa bicara adalah puasa tarekat. Hanya dengan puasa bicara, batin kita
menjadi lebih tajam untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib, mendengarkan
hati nurani. Ketika kita terlalu banyak bicara, kita menjadi tuli. Dalam
peristiwa mikraj diceritakan ketika Nabi Muhammad saw isra dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha, beliau melihat di pertengahan jalan ada seorang
yang mengguntingi lidahnya berulang kali. Malaikat Jibril menjelaskan,
"Itulah tukang-tukang ceramah yang suka memberikan nasihat kepada orang
banyak tetapi ia tidak mempraktikkan apa yang ia khotbahkan."

Nishfu Sya'ban...

Nishfu Sya'ban kapan, apa dan bagaimana :

- Malam Nishfu Sya'ban dan Keutamaannya
- Doa yang Dibaca Berikut Artinya
- Cara Melaksanakan Doa Nishfu Sya'ban


Malam Nishfu Sya'ban dan Keutamaannya

BULAN Sya'ban adalah bulan yang diapit oleh dua bulan yang sangat mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. Bulan Rajab merupakan salah satu dari 4 bulan haram: bulan-bulan yang dihormati. Allah berfirman agar kita tidak menganiaya diri kita dengan berbuat maksiat di bulan-bulan haram, sebab melakukan maksiat di bulan haram lebih berat tanggung jawabnya kelak di akhirat.

Adapun keutamaan bulan Ramadhan sangat banyak,
di antaranya: ibadah wajib di bulan itu seperti 70 ibadah wajib di bulan lain, amalan sunah dibulan itu senilai amalan wajib di bulan lain, pada bulan itu Quran diturunkan, dan terdapat malam yang lebih mulia dari seribu bulan, dll. Keutamaan yang banyak dari kedua bulan ini seakan menenggelamkan kelebihan bulan Sya'ban. Padahal, bulan Sya'ban juga memiliki keutamaan:

Diriwayatkan kepadaku bahwa Usamah bin Zaid berkata kepada Nabi, "Ya Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain lebih banyak dari puasamu di bulan Sya'ban." Kata Nabi, "Bulan itu sering dilupakan orang karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, diangkat amalan-amalan (dan dilaporkan) kepada Tuhan Rabbil Alamin. Karenanya, aku ingin agar sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa."
(HR Ahmad dan Nasai - dlm. Figh Sunah Abu Dawud).

Adapun keutamaan bulan Sya'ban lainnya akan lebih jelas lagi dalam hadis-hadis berikut:

HADIS PERTAMA

Aisyah RA bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di Baqi' sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata:
"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya'ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb." (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

HADIS KEDUA

Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy'ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah pada malam nishfu Sya'ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan." (HR Ibnu Majah)

HADIS KETIGA

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Jika malam nishfu Sya'ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala', lalu Aku menyelamatkannya, adakah yang begini (2x),
demikian seterusnya hingga terbitnya fajar."
(HR Ibnu Majah).

Demikianlah keutamaan dan kelebihan malam Nishfu Sya'ban, marilah kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon sebanyak- banyaknya kepada Allah.


Doa (lihat attachment) yang Dibaca Berikut Artinya


Doa Nishfu Sya’ban
اَللَّهُمَّ يَاذَااْلمَنِّ وَلاَيَمُنُّ عَلَيْكَ يَاذَااْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ ياَذَاالطَّوْلِ وَاْلاِنْعَامِ لاَاِلَهَ اِلاَّاَنْتَ ظَهْرَ اللاَّ جِيْنَ وَجَارَ اْلمُسْتَجِيْرِيْنَ وَاَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَبِ شَقِيًّا اَوْمَحْرُوْمًا اَوْمَطْرُوْدًا اَوْمُقْيَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ . اَللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَبِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَ فَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْ لُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ اْلمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ اْلمُرْسَلِ يمَحْوُ اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَبِ الَهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ اْلمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَاكُلُّ اَمْرٍحَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ ْالبَلاَءِ مَااَعْلَمُ وَمَالاَاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلََّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . اَمِيْنَ .

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Ya Allah, yang memiliki anugerah dan tidak dianugerahi,
wahai yang memiliki kebesaran dan kemuliaan,
yang memiliki karunia dan kenikmatan,
tiada Tuhan melainkan Engkau,
Engkau tempat berlindung,
tempat memohon pertolongan,
dan tempat aman bagi orang yang ketakutan,

Ya Allah, jika telah Engkau tuliskan nasibku dalam Ummul kitab
sebagai orang yang sengsara,
atau orang yang diharamkan mendapat kenikmatan,
atau orang yang ditolak,
atau orang yang disempitkan rezekinya,
maka demi kemurahan-Mu,
hapuskanlah ya Allah, kesengsaraanku,
keterhalanganku dari nikmat,
ketertolakkanku, dan kesempitan rezekiku,
kemudian tetapkanlah aku
di dalam Ummul Kitab yang ada di sisi-Mu
sebagai orang yang bahagia, mendapat rezeki cukup,
memperoleh taufiq untuk melakukan segala kebaikan,
Sesungguhnya Engkau telah berfirman,
dan firman-Mu lah yang benar,
di dalam kitab-Mu yang diturunkan
kepada nabi-Mu yang diutus, yaitu:

"Allah (berkuasa utk) menghapus dan menetapkan
yang dikehendaki-Nya, dan di sisi-Nya Ummul kitab"

Ya Allah, dengan tajallimu yang Maha agung
pada malam Nishfu Sya'ban yang mulia ini,
yang di dalamnya dipisahkan dan
dikukuhkan semua persoalan penting,
aku mohon agar dihindarkan dari malapetaka yang aku ketahui,
atau yang tidak aku ketahui,
atau yang lebih Engkau ketahui,
sesungguhnya Engkau Maha Luhur dan Mulia.
Semoga sholawat dan salam dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya,
dan segenap puji bagi-Mu ya Allah, Pemelihara sekalian alam.


Cara Melaksanakan Doa Nishfu Sya'ban

Cara melaksanakan ibadah di malam Nishfu Sya'ban ini berbeda-beda. Di bawah ini adalah cara yang dilakukan di Mesjid Riyadh, atau cara yang diajarkan oleh Habib Abubakar Alatas, syeikhnya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Muallif Simtud Duror.

Salatlah Maghrib berjama'ah, dan selesaikan semua doa dan wirid, kemudian salatlah sunah ba'diah Maghrib

Berikut adalah rangkaian ibadah nishfu sya'ban:

PERTAMA
- salatlah sunah awwabin 2 rakaat
niatnya: ushollii rok-ataini min sunnatil awwaabiin
lillaahi ta'aalaa
bacalah surat al-ikhlash 6x setelah fatihah
pada rokaat pertama dan kedua
- setelah salam, bacalah fatihah dan yaa siin dengan
niat agar dipanjangkan umur dalam ketaatan kepada
Allah
al-faatihah wa yaa siin biniyyati thuulil 'umr ma-'at
taufiiq li thoo-'atillaah

KEDUA
- salatlah sunah awwabin 2 rakaat
niatnya: ushollii rok-ataini min sunnatil awwaabiin
illaahi ta'aalaa
bacalah surat al-ikhlash 6x setelah fatihah
pada rokaat pertama dan kedua
- setelah salam bacalah fatihah dan yaa siin dengan
niat agar diselamatkan dari segala mara bahaya
al-faatihah wa yaa siin biniyyatil hifzh wal 'ishmati
minal aafaat wal 'aahaat

KETIGA
- salatlah sunah awwabin 2 rakaat
niatnya: ushollii rok-ataini min sunnatil awwaabiin
lillaahi ta'aalaa
bacalah surat al-ikhlash 6x setelah fatihah
pada rokaat pertama dan kedua
- setelah salam, bacalah fatihah dan yaa siin dengan
niat agar dapat berdikari tanpa membutuhkan
bantuan dari sesama makhluk Allah dan agar
meninggal dalam husnul khotimah
al-faatihah wa yaa siin biniyyatil istighnaa`
'anin naas wa husnul khootimah.

(Akhir dari ibadah ini akan bersamaan dengan masuknya waktu Isya).

Sholat ini hendaknya dilakukan secara berjamaah dengan istri, anak, pembantu, tetangga, di mesjid dll. Pada salat awwabin imam hanya membaca jahr (dengan suara keras) surat al-faatihah saja.


Wallahu 'alam.....

Allah Lebih Tahu Yang Terbaik Buat Kita

eramuslim - Sore itu kulihat suamiku mondar mandir keluar masuk ruangan dengan wajah murung. Aku tahu sebabnya, dia tidak diterima dalam seleksi masuk S-2 di sebuah lembaga pendidikan yang dia inginkan, walaupun hasil test dia terbaik dari hasil tes peserta yang lain, dengan alasan suamiku telah diterima di lembaga lain yang masih ada dalam satu naungan.
Suatu hal yang sangat wajar bila dia kecewa. Namun aku mencoba untuk menghibur walau aku sendiri merasakan kesedihan yang sama, dengan mengatakan: "Sudahlah Bi, Insya Allah ada hikmahnya. Mungkin ini pilihan yang terbaik dari AllAh buat kita".
Suamikupun berusaha untuk melapangkan hati, berusaha menghilangkan kekecewaan, dan menjalani pilihan Allah itu dengan sungguh-sungguh. Dengan rasa yakin, Allah pasti memberi yang terbaik.
Benar saja, dalam perjalanan kuliah, Allah memberikan kepada suamiku tempat kerja yang memungkinkan untuk memperoleh beasiswa belajar. Padahal sekiranya suamiku diterima di lembaga yang dia inginkan, tidak ada program beasiswa disana, walaupun diakui secara kualitas pendidikan di lembaga tersebut mungkin lebih baik.
Beberapa bulan sebelum beasiswa turun, negeri ini dilanda krisis ekonomi. Segala kebutuhan pokok naik, biaya transport naik, dan usaha yang dirintis suamiku tidak lancar. Apabila suamiku diterima di lembaga pendidikan yang dia inginkan, mungkin study-nya tidak selesai, dan pekerjaanpun lepas entah kemana.
Inilah sekilas pengalaman pribadi kami, yang mungkin dapat diambil hikmahnya. Bahwa, seringkali kita sulit menerima kenyataan yang ditentukan oleh Allah Sang Penguasa kepada kita. Hingga kita banyak berkeluh kesah, memendam kekecewaan yang panjang dan bersu’udzon kepada Allah. Bahkan ada yang sampai berani mengatakan, Allah tidak adil (na’udzu billahi min dzaalik).
Demikianlah, kehidupan kita senantiasa diwarnai dengan kejadian yang senantiasa berpasangan. Ada senang ada susah, ada kesuksesan ada kegagalan. Yang sering kali kita tidak mengerti dan tidak mampu memahami hikmah dibalik setiap peristiwa. Yang kesemuanya mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersyukur atas setiap rahmat yang dianugerahkan kepada kita, dan bersikap sabar dalam setiap ujian.
Kita harus meyakini sepenuhnya bahwa Allah Pencipta kita, lebih Tahu mana yang terbaik bagi kita. Apa saja yang kita inginkan dan kita senangi, belum tentu baik menurut pandangan Allah. Sebaliknya, apa yang tidak kita inginkan dan tidak kita senangi belum tentu buruk untuk kita, menurut pandangan Allah.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (QS Al Baqoroh : 216).
Sehingga, seharusnyalah kita sebagai ummat-Nya selalu menggantungkan diri kepada-Nya. Mengkomunikasikan segala keinginan kepada-Nya. Memohon petunjuk dan bimbingan untuk dapat memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk, dan selalu berprasangka baik kepada Allah atas segala ketentuan yang ditetapkan.
Menyertakan do’a dalam setiap usaha. Dan lapang dada, tawakkal kepada Allah terhadap segala yang terjadi. Sehingga kehidupan ini akan menjadi nikmat dijalani. Nikmat yang dianugerahkan-Nya akan menambah ketaatan kita, dan cobaan yang diberikan akan menjadikan kita lebih dekat kepada-Nya.
"Robbi awzi’nii an asykuroo ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa’alaa waalidayya wa an a’mala shoolihan tardhoohu wa ad khilnaa birohmatika fii ‘ibaadikashshoolihiin”.
Ya Robb kami, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada dua orang ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh. (QS An Naml:19). Wallaahu 'a’lam bishshowwab. (Ummu Shofi/ari_aji_astuti@yahoo.com).

Adakah Yang Tak Pernah Sombong?

eramuslim - Tahukah kita sebab utama diusirnya iblis oleh Allah Swt dari surga-Nya? Dan gerangan apakah yang membuat iblis dimurkai Tuhan sepanjang masa? Ya karena si iblis itu bersikap sombong kepada yang lain. Siapa yang sombong kepada selainnya berarti ia sombong kepada Allah Swt. Sang Maha Pencipta yang ada.
Iblis dinilai sombong oleh Allah Swt. karena ia meremehkan kehadiran, keberadaan manusia, "saudara muda" si iblis kala itu. Selanjutnya sikap politis angkuh iblis itu dinilai-Nya sebagai sikap ketidaktundukan dan ketidakpasrahan ciptaan kepada-Nya. Artinya, iblis sudah tidak "Islam" lagi, sehingga ia dikeluarkan dari singgasana kenikmatan dan kebahagiaan.
Seperti yang disabdakan Rasulullah Saw, sombong adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh selainnya (ribathul haqq wa ghamthun naas). Ketika kita merasa lebih baik, pintar, kaya dan hebat dari yang lain maka kita telah berprilaku sombong.
Tatkala kita menafikan sedikit saja dari peran dan keberadaan seseorang serendah apapun pangkat, derajat dan posisinya dalam hidup ini, kita juga telah terjebak menjadi penyombong. Seorang pejabat, dosen, ustadz, pegawai yang merasa dirinya baik, mulia dan tinggi dibanding buruh, tukang sapu, petani atau lainnya juga sebuah sikap sombong. Karena Allah Swt menilai kemuliaan dan kebaikan seseorang bukanlah dari sisi materi, tapi sisi takwanya. Selain itu, semua di hadapan-Nya itu sama. Adapun kita jadi ini-itu, hanyalah peran saja yang berbeda. Dan tahukah kita jika yang kita tekuni itu yang lebih mulia atau baik? Kalau begitu adakah di antara kita yang tak pernah sombong?
Sesungguhnya sombong adalah sikap hati yang tak kelihatan oleh mata kepala orang lain, tapi ia bisa dirasakan akibatnya. Ia menjelma dalam ketidakpatuhan, ketidakadilan, ketertindasan pada diri manusia ataupun sebuah masyarakat atas hukum Allah. Jika saat ini banyak kemiskinan dan ada di mana-mana, itu karena si kaya sombong terhadap yang miskin, atau boleh jadi si miskin sombong pada dirinya sendiri. Kebodohan melanda umat ini tak lain tak bukan juga karena sang alim, ulama, guru, dosen tak peduli kepada yang bodoh, dan boleh jadi pula si bodoh merasa pintar lalu tak perlu belajar. Begitulah seseorang menjadi sombong.
Abu Jahal sombong kepada Nabi, karena ia menolak risalah (ajaran Tuhan Yang Maha Benar). Ia tidak mau belajar dan mau tahu terhadap apa yang dibawa Muhammad sang Rasul Tuhan itu. Sehingga Abu Jahal, yang juga paman beliau, mudah meremehkan, menyepelekan apa yang dibawa Nabi. Tak aneh jika ia bernafsu membunuh Nabi.
Demikan pula yang terjadi pada Raja Fir'aun. Fir'aun mengaku dirinya lebih hebat, tinggi baik terhadap Tuhannya maupun kepada rakyatnya. Karena itu, ketika Nabi Musa datang memberikan nasehat kepadanya, sang rajapun menolaknya. Bahkan Fir'aun menantangnya. Hal yang sama juga dialami sang konglomerat masa nabi Musa, Qorun yang menyepelekan kaum papa dengan sikap enggan mengeluarkan sebagian hartanya untuk fakir miskin. Ia beranggapan berinfak kepada si miskin tak ada gunanya. Akhir cerita Qorun mati di atas kesombongan. Na'udzubillah min dzalik.
Nabi Saw pernah mengingatkan kita, "Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada sikap sombong kendati sebesar biji sawi." Dalam surat Luqman ayat 18 Allah Swt. pun melarang kita untuk bersikap sombong. "Dan janganlah engkau memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan angkuh. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri".
Itulah peringatan dari Allah dan Rasu-Nya agar kita tidak berlaku sombong. Siapa pun sombong maka ia akan mengalami takdir yang sama seperti Fir'au, Qorun, Abu Jahal dan penyombong lainnya. Akankah kita mati seperti mereka? Wallahu a'lam bishshowab (Hayya Nasy'ur)

Memaafkan, Derajat Kemuliaan Diri

eramuslim - Kawan, ingatkah kisah saat Rasulullah menolak bantuan yang ditawarkan malaikat Jibril untuk menimpakan gunung kepada masyarakat Thaif yang telah menghina Rasulullah dan para sahabat? Kala itu, Rasul membalas perlakuan masyarakat Thaif dengan memaafkan mereka. Sebuah sikap bijak yang menjadi salah satu bukti betapa Rasulullah sangat pemaaf. Kisah lain yang menunjukkan kemuliaan Rasulul dalam hal memaafkan adalah saat beliau menjadi orang pertama yang menjenguk seorang Quraisy kala sakit, meski sebelumnya tak bosan-bosannya meludahi Rasulullah setiap hari. Sungguh Allah-lah yang mampu memelihara hati sedemikian suci, jiwa sebegitu besar.
Memaafkan, menjadi kata yang yang mudah diucapkan, namun teramat sulit untuk dilakukan. Saya pernah merasa tersakiti karena candaan yang dilontarkan seorang teman. Sakit hati yang menyebabkan saya sulit berkonsentrasi. Berhari-hari, bahkan berbilang minggu, rasa itu masih sulit hilang juga. Sepertinya kehidupan saya tidak berjalan sebagaimana mestinya karena saya berulang-ulang mengingat hal itu. Sulit sekali rasanya untuk memaafkan, meskipun memaafkan menjadi jalan untuk melupakan yang sudah terjadi, mengambil pelajaran dan hikmahnya, juga menjalankan kehidupan saya sebagaimana mestinya.
Andrew Matthews, penulis buku Being Happy, menuliskan bahwa dengan tidak memaafkan orang yang menyakiti kita, satu-satunya orang yang akan dirugikan adalah diri kita sendiri. Tidak memaafkan berarti akan menghancurkan hidup kita. Dengan memaafkan seseorang, bukan berarti kita menyetujui apa yang mereka lakukan, kita hanya menginginkan hidup kita berjalan terus. Hal yang sebenarnya sudah dicontohkan oleh Rasulullah Saw berabad-abad lalu. Dibalasnya orang yang meludahi beliau setiap hari dengan kunjungan dikala orang itu sakit. Sebuah kemuliaan sikap cerminan pribadi berjiwa besar.
Seorang dokter di Amerika, Gerald Jampolsky bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka dengan menggunakan satu metode tunggal, yaitu rela memaafkan. Upaya ini dilatarbelakangi pengetahuannya bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain.
Merenungi makna subhanallah, kita tahu bahwa hanya Allah Swt yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat salah dan alpa. Seorang bijak pernah berkata, kesempurnaan manusia adalah dengan ketidaksempurnaannya. Berkaitan dengan memaafkan, Allah Swt berfirman dalam Qur'an Surat Ali Imran ayat 134: "... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang". Dengan demikian, Allah Swt menyukai orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan orang lain.
Memaafkan, bukan hanya merupakan sikap yang mulia sesuai dengan pesan Nabi Muhammad Saw, tapi juga baik bagi kesehatan dan memberikan ketenangan pada jiwa. Hidup kita mudah-mudahan akan berjalan dengan lebih baik karena kita tidak disibukkan dengan perasaan kecewa dan sakit hati atas perbuatan orang lain. Seperti yang dicontohkan Nabi, memaafkan seseorang tidak akan menurunkan derajat orang yang memaafkan di mata orang yang melakukan kesalahan. Memaafkan, baik bagi orang lain, terutama juga baik bagi diri sendiri.
Bila sedemikian pentingnya peran memaafkan ini, mengapa kita begitu sulit untuk memaafkan orang lain? Mudah-mudahan, kita diberi-Nya kelapangan hati untuk memaafkan orang lain.

Cahaya bintangkecil@eramuslim.com

Just Think...

Betapa besarnya nilai uang kertas
senilai Rp.100.000, apabila dibawa ke masjid
untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau
dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima
belas menit namun betapa singkatnya kalau
kita melihat film.

betapa sulitnya untuk mencari kata-kata
ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya
kalau mengobrol atau bergosip dengan teman
tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan
basketball diperpanjang waktunya ekstra namun
kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih
lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar
Al-qur'an betapa mudahnya membaca 100
halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan
dalam pertandingan atau konser namun
lebih senang duduk di bangku paling belakang di masjid

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi
memuaskan nafsu birahi semata, namun
alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama
30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu
untuk sholat 5 waktu; namun betapa mudahnya
menyesuaikan waktu dalam sekejap pada
saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang
terkandung di dalam al qur'an; namun
betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip
yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa
yang dikatakan oleh koran namun betapa kita
meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga
seandainya tidak perlu untuk percaya atau
berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau
berbuat apa-apa.

Bio Aa Gym "KH Abdullah Gymnastiar"

Sang Penyejuk Hati dan Pembentuk Muslim Unggul
Nama
Lengkap
KH Abdullah Gymnastiar
Nama Sapaan
Aa Gym
Tempat Tgl Lahir
Bandung, 29 Januari 1962
Berdarah keturunan
Sunda
Pekerjaan
Wiraswasta
Jabatan
Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid (Bandung, Jakarta, dan Batam)
Istri
Ummu Ghaida Mutmainah
Anak
Ghaida Tsuraya (13)
M Ghazali Al-Ghifari (9)
Ghina Raudhatul Jannah (9)
Ghaitsa Shofa (7)
Gefira Nur Fatimah (5)
M Ghaza Al-Ghazali (2)
Pendidikan
- Teknik Elektro Universitas Achmad Yani Cimahi (Unjani)
- PTKSI-ITB
- PAAP-Universitas Padjadjaran Bandung
Karir
- Komandan Resimen Mahasiswa di Akademi Teknik Jenderal Achmad Yani,
1982;
- Pendiri Kelompok Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW), 1987
- Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Bandung (1990)
Hobi
Membaca, Olahraga, dan Tafakur
Moto
Hidup hanya untuk mempersembahkan yang terbaik, berarti bagi dunia
dan bermakna bagi akhirat.
"Hati adalah raja," ujar Abdullah Gymnastiar, pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Bandung. Bersandar pada hal tersebut, lelaki yang kerap disebut Agym itu selalu menyampaikan arti penting manajemen hati dalam setiap ceramah dan pengajiannya. Sebab, bila seseorang memiliki hati yang baik, maka akan baiklah perilakunya, yaitu perilaku yang dipenuhi rasa ikhlas dan jujur.

Kejujuran adalah modal dasar untuk membentuk jiwa yang tangguh, penuh dedikasi, dan disiplin dalam menjalankan kerja sehari-hari. Dan, disiplin adalah modal dasar untuk membentuk kader-kader unggul yang selalu haus prestasi. Langkah seperti itulah yang diterapkan Agym dalam membina para santrinya. Lalu, siapakah Agym yang setiap ceramahnya mampu membuat ribuan jemaahnya mengucurkan air mata? Dan, bagaimana ia mengelola Pondok Pesantren Daarut Tauhid sehingga menjadi rujukan beberapa lembaga dari sejumlah negara asing?

Garut, Jawa Barat, tahun 1980-an. Di sebuah rumah yang tertata rapi, di sebuah dusun, tampak seorang lelaki muda tengah memperdalam pemahaman spiritualnya di bawah bimbingan ajengan Junaedi. Hanya dalam tiga hari, lelaki muda itu dinyatakan memiliki ilmu laduni (ilmu yang diberikan Allah Swt. kepada hambanya yang beriman, tanpa melalui proses belajar). Untuk lebih meyakinkan ucapan gurunya, lelaki muda itu kembali melanjutkan perjalanan spiritualnya dengan berguru kepada beberapa ulama zuhud. Hasilnya sama, ia dinyatakan telah dikaruniai ma'rifatullah.

Lelaki yang bernama Abdullah Gymnastiar itu mengaku sering merasakan keajaiban yang sulit dicari penjelasannya. Setiap hari, Agym--panggilan akrab Abdullah Gymnastiar--mampu mengajar banyak orang dengan materi yang mengalir begitu saja. Saat materi tersebut di cek dengan kitab-kitab tafsir, ternyata isinya sama persis. "Terkadang saya mendapat ilmu baru tatkala sedang menyampaikan ceramah di hadapan jemaah," ujarnya.

Berbekal ilmu laduni itu, ia mulai menyebarkan ajaran Islam kepada sesama manusia melalui pengajian dan ceramah--baik secara langsung maupun menggunakan media cetak dan elektronik. Langkah awal dakwahnya dimulai dengan membangun Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT). Ide pembentukan DT terilhami oleh keberhasilan gerakan Al-Arqom dari Malaysia yang sukses mengembangkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara Islami. Tapi, perbedaannya, DT tidak bersifat eksklusif seperti Al-Arqom. DT terbuka untuk semua orang.

DT, yang berarti perkampungan atau rumah bagi orang-orang yang bertekad mengabdi hanya kepada Allah Swt., dirintis dari usaha wiraswasta Agym bersama teman-temannya melalui lembaga Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW) pada 1987.

Saat itu, KMIW bergerak pada beberapa usaha kecil seperti pembuatan sticker, t-shirt, gantungan kunci, dan stationary yang dilengkapi slogan-slogan religius. Sebagian hasil usahanya digunakan untuk menopang dakwah, yaitu dalam bentuk pengajian rutin untuk remaja dan umum di bawah bimbingan Agym.

Seiring dengan perkembangan usaha dan peningkatan jemaah pengajian, maka pada 1990 KMIW mendirikan DT di rumah orang tua Agym. Beberapa waktu kemudian, DT pindah lokasi ke Jalan Gegerkalong Girang 38. Di lokasi baru yang berupa rumah pondokan dengan 20 kamar itu, Agym menyewa dua kamar. Di sini gerakan dakwah lelaki penggemar warna putih itu mendapat tantangan berat. Sebab, lokasi itu dikenal sebagai markas "biang kerok" keresahan masyarakat. Dan, dengan keteguhan jiwa, akhirnya lelaki yang pintar beradaptasi dengan lingkungan itu berhasil mengontrak seluruh kamar yang ada. Bahkan, Agym berhasil membeli rumah kontrakan tersebut langsung dari pemiliknya dengan harga Rp 100 juta.

Selanjutnya, pada 1993, Agym memperbaiki markasnya dengan membangun gedung permanen berlantai tiga. Lantai satu digunakan untuk kegiatan perekonomian; lantai dua dan tiga dijadikan masjid. Masjid DT itu sering disebut masjid seribu tangan karena dibangun secara gotong royong oleh ribuan warga yang tinggal di sekitar tempat tersebut dan jemaah DT.

Usaha Agym berjalan lancar. Pada 1994, lelaki yang antirokok itu berhasil mendirikan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT untuk menopang dakwahnya. Dan, pada 1995, seorang jemaah membelikan sebidang tanah berikut bangunannya di Jalan Gegerkalong Girang 30 D, sekitar 50 meter dari masjid. Bangunan itu lalu digunakan sebagai kantor yayasan, kediaman pemimpin pondok, Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA)/Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), ruang pertemuan, ruang produksi konveksi, gudang, dan kamar para santri.

Menjelang akhir tahun 1997, sarana dakwah dan perekonomian lelaki yang kurang suka pada pakaian batik itu bertambah lengkap setelah berdiri Gedung Kopontren empat lantai di seberang masjid. Gedung yang cukup representatif itu digunakan untuk kantor Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), penerbitan dan percetakan, swalayan dan mini market, warung telekomunikasi, pusat informasi, serta lain-lain.

Pada 1999, DT berhasil memiliki Radio Ummat yang mengudara sejak 9 Desember 1999, mendirikan CV House and Building (HNB), PT MQs (Mutiata Qolbun Salim), PT Tabloid MQ, Asrama Daarul Muthmainnah 2000, Radio Bening Hati, dan membangun Gedung Serba Guna. Sampai 1999, aset DT--yang semula tidak seberapa--telah bernilai Rp 6 miliar.

Usaha ekonomi yang berjalan sukses tersebut ternyata sangat membantu Agym dalam menjalankan misi DT sebagai fasilitator pengembangan seluruh aktivitas sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan yang bernuansa Islam. Dan, kesuksesan usaha ekonomi DT itu tercapai karena pengelolaannya menggunakan sistem keuangan yang transparan, profesional, dan inovatif, ditambah kejujuran para santri. Sifat jujur para santri itu tak terlepas dari peran sentral Agym dalam menggembleng mereka.

Dalam mendidik atau menyampaikan sebuah materi ajaran agama, Agym senantiasa menekankan pentingnya pembenahan hati, atau yang sering disebut metode Manajemen Kalbu. Manajemen Kalbu adalah upaya untuk mengatur dan memelihara kebeningan hati dengan cara mengenal Allah. Salah satu caranya dengan berzikir. Selanjutnya, hati yang damai itu diisi dengan nilai-nilai rohani Islam seperti sabar, rida, tawakal, ikhlas, jujur, dan disertai dengan ikhtiar.

Menurut ustad yang tidak memiliki pembantu rumah tangga itu, hati adalah raja yang dapat membuat manusia melakukan apa saja. "Kita banyak amal, tapi kalau hatinya tidak ikhlas, ya tidak akan diterima," ujarnya. Bagi Agym yang fasih mendendangkan nasyid, suatu hal yang disampaikan dengan pikiran, maka hanya akan menyentuh pikiran. Sedangkan apa yang disampaikan dengan hati yang tulus, maka akan menyentuh relung hati pendengar yang paling dalam.

Pendapat itu terbukti kebenarannya. Sebab, di tiap pengajian yang ia adakan tiap minggu di DT, meskipun hanya membahas materi ringan ternyata mampu menyejukkan hati ribuan pendengarnya yang datang dari berbagai kota di Jawa Barat, bahkan Jakarta. Malah, ketika ia ber-nasyid atau memanjatkan doa, banyak jemaah yang tak kuasa membendung air matanya. "Terasa seperti sedang memutar rekaman film dari tingkah laku saya sendiri. Benar-benar menyentuh hati ceramahnya," ujar salah seorang santrinya.

Selain diajari Manajemen Kalbu, para santri DT yang jumlahnya lebih dari lima ribu orang itu juga harus mengikuti program Santri Quantum. Program ini dirancang khusus untuk meningkatkan dan melipatgandakan kemampuan otak dalam berpikir. Sebagai pelengkap, para santri juga digembleng kemampuan fisiknya, sehingga daya tahan (endurance) mereka dalam aktivitas hidup sehari-hari bisa optimal. "Di sini, seseorang dilatih untuk menjadi dirinya sendiri," ujar Agym dengan mantap.

Metode pendidikan ala Agym itu berjalan sukses karena dalam pelaksanaannya dijalankan dengan disiplin yang ketat. Bila ada santri yang salah, Agym tak segan-segan menjatuhkan sanksi. Biasanya, sanksi diberikan sesuai dengan kemampuan orangnya, misalnya disuruh push up.

Secara umum, metode pendidikan yang menekankan arti penting zikir, pikir, dan ikhtiar itu banyak menarik minat lembaga lain untuk mempelajarinya. Misalnya, ada salah satu kesatuan TNI AD yang mengikuti pendidikan di pesantren itu selama satu bulan. Hasilnya, disiplin mereka tidak kaku seperti robot lagi, tapi berubah menjadi disiplin yang memiliki roh. Bahkan, banyak prajurit yang menjadi rajin mengerjakan salat dan mulai meninggalkan kebiasaan merokok.

Juga ada beberapa lembaga dari luar negeri, seperti dari Australia, Jepang, Mesir, dan Singapura, yang pernah melakukan studi banding tentang resep sukses DT. Dan, kini, pengajian atau ceramah Agym tidak lagi hanya diadakan di Bandung dan Jakarta, tapi telah merambah ke kota-kota lain seperti Semarang, Yogyakarta, Batam, dan Padang. Malah, ke luar negeri.

Selain terus berupaya meningkatkan kualitas para santrinya, Agym yang semasa muda menjadi penggemar musik country itu juga sangat peduli pada kebersihan, keamanan, dan ketenteraman lingkungan sekitarnya. Untuk masalah kebersihan, Agym yang siap melayani umatnya kapan saja itu tak segan-segan memungut kertas permen yang berserakkan di lingkungannya untuk dibuang ke tempat sampah. Dan, ia menugaskan para santrinya untuk membersihkan lingkungan pesantren dari segala macam sampah setiap hari Sabtu.

Sedangkan untuk membersihkan Bandung dari perbuatan maksiat dan perjudian, Agym bersama Satuan Santri Siap Guna tidak segan-segan turun langsung ke lapangan guna mengingatkan para penjudi dan pelaku maksiat lainnya.

Keberaniannya tersebut ternyata membuat putra pasangan Letkol (Purn.) H.E. Kuswara dan Yeti Rohayati itu sering dimusuhi para bandar judi. Bahkan, mereka menjanjikan hadiah sebesar Rp 100 juta bagi siap saja yang bisa mencelakai Agym. Tapi, semua itu tak membuat Agym menyurutkan langkah dalam memerangi maksiat. Sebaliknya: upaya Agym ternyata berdampak positif. Kini, kawasan Pondok Pesantren Daarut Tauhid menjadi kawasan bebas rokok dan wilayah teraman dan terbaik se-Jawa Barat.

Agym, putra sulung dari empat bersaudara, dilahirkan di Bandung dengan nama Yan Gymnastiar. Lelaki bertubuh ramping dengan sorot mata tajam itu terkenal murah senyum. Sejak SMA, naluri bisnisnya telah berkibar. Saat itu, ia pernah berjualan roti, koran, film, dan membuat percetakan.

Agym yang moto hidupnya adalah berprestasi bagi dunia dan akhirat itu menikah dengan Ninih Mutmainah M. Dan, kini mereka telah dikarunia enam anak, yaitu Ghaida Tsuraya, 13 tahun, M. Ghazali Al-Ghifari, 9 tahun, Ghina Rauddathul Jannah, 9 tahun, Ghaitsa Shofa, 7 tahun, Ghefira Nur Fatimah, 5 tahun, dan M. Ghaza Al-Ghazali, 2 tahun enam bulan.

Sebagai orang yang super sibuk, ia menerapkan manajemen keseimbangan. Menurutnya, segalanya harus diukur secara proporsional. Sebab, setiap ketidakseimbangan adalah kezaliman, sedangkan kezaliman dilarang oleh Islam. "Sesibuk apa pun, menimang dan bercengkerama dengan anak harus dilakukan," ujar Agym tenang.

Dalam mendidik putra-putrinya, penggemar kegiatan membaca itu selalu menekankan arti penting kejujuran dan keikhlasan. Maksudnya, agar kita menjadi insan bertakwa dan berprestasi. Atau, siapa tahu, mendapat karunia ilmu laduni seperti Agym?

Rusman Widodo dan Memy Chowie (Bandung)
________________________________________

Benarkah menikah didasari oleh kecocokan?

Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng..
Kalau sama-sama suka sop buntut
berarti masa depan cerah...(That simple?........)

Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan,
menikah adalah persatuan dua manusia, pria dan wanita. Dari anatomi
saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya.

Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan
lancar.. Lalu apa?
MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku
yang kuat dan berani.
Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk
menemukan jalan keluarnya.

Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya?
Harus ada 'Komunikasi Dua Arah', 'Ada kerelaan mendengar kritik', 'Ada
keikhlasan meminta maaf', 'Ada ketulusan melupakan kesalahan,dan
Keberanian untuk mengemukakan pendapat'.

Sekali lagi MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta,
bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil
undangan yang memacetkan jalan.

MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuh,
ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil-manggil

MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam
satu ruangan dimana kemesraan, ciuman, dan pelukan yang
berkepanjangan hanyalah bunga.

Masalahnya bukanlah menikah dengan anak siapa, yang hartanya berapa,
bukanlah rangkaian bunga mawar yang jumlahnya ratusan, bukanlah
perencanaan berbulan-bulan yang akhirnya membuat keluarga saling
tersinggung, apalagi kegemaran minum kopi yang sama...

MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan anda.
Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana anda bisa memahami oranglain...??
Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana anda bisa memperhatikan
pasangan hidup...??

MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi
sedalam samudra,serta jiwa besar untuk 'Menerima' dan 'Memaafkan'
. (ei)

Apa Yang Kita Sombongkan?

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Diamelihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan emberdan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras.Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Andalakukan?"Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang memintanasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tibasaya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulaibermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaansombong saya."Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yangbenih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkatterbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita seringmenganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulusdibandingkan dengan orang lain.Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pulakita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namunsombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulitterdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalambatin kita.Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yanglumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem)dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua halini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekatdengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalujelas.Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dankesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalamkeadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring denganwaktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yangkita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwakita memerlukan lebih banyak lagi.Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi egoinilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segalapermasalahan.Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaransejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada duaperubahan paradigma yang perlu kita lakukan.
Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalamkesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan,label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah"tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kitalakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?